Membesarkan Anak II (1)
Sumber: google

Pelayanan Anak / 21 July 2014

Kalangan Sendiri

Membesarkan Anak II (1)

Hevi Teri Official Writer
1046

 

Ada peribahasa yang berbunyi, "Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga." Kebanyakan kita berusaha untuk hidup sebaik mungkin supaya hidup tidak menyisakan penyesalan di hari tua. Namun pada kenyataannya tidak ada seorang pun yang dapat melewati hidup tanpa penyesalan. Seperti tupai yang terjatuh, kita pun tersandung dalam satu dua hal sehingga mesti menanggung penyesalan di hari tua. Berikut akan dipaparkan pelbagai ruang dalam kehidupan yang kerap menyisakan penyesalan. Mudah-mudahan melalui refleksi ini kita dapat menghindar dari kesalahan serupa sehingga kita tidak harus menyisakan penyesalan dalam hidup.

Salah satu sumber penyesalan di masa tua berkaitan dengan hal membesarkan anak. Meskipun ada banyak penyebabnya namun dapat dipastikan bahwa pada dasarnya kita TERLALU SIBUK DENGAN DIRI SENDIRI.

Berikut akan dipaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan membesarkan anak yang kerap menjadi penyesalan di kemudian hari.


  1. TIDAK CUKUP WAKTU.
    Ada kecenderungan tatkala muda kita bersemangat mengejar impian hidup dan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga akhirnya kita menjadi terlalu sibuk. Di dalam kesibukan biasanya kita mengurangi waktu kebersamaan dengan anak sebab anak masih kecil dan belum bisa protes. Sebagai akibatnya anak bertumbuh terlepas dari tali ikatan emosional dengan kita, orang tuanya. Tatkala besar mungkin sekali ia akan lebih banyak menyerap dari lingkungan pertemanan ketimbang kita.
  2. TERLALU KERAS.
    Oleh karena kita takut anak bertumbuh besar tanpa disiplin, kita memilih untuk menerapkan disiplin yang keras kepada anak. Padahal tidak selalu disiplin keras menghasilkan buah yang diharapkan. Kadang justru sebaliknya, makin keras kita mendisiplin anak, makin besar kemungkinan ia akan mengembangkan perilaku bermasalah. Sudah tentu di hadapan kita ia akan berlaku sebaik mungkin namun di belakang kita, ia menjadi seperti kuda liar yang terlepas dari kandang. Oleh sebab ia takut kepada kita, ia pun tidak berani untuk membagikan pergumulannya. Akhirnya semua hal dipikirkan sendiri dan diputuskan tanpa sepengetahuan orang tua.

 

TELAGA.org    >>>>

Halaman :
1

Ikuti Kami