Penerbangan U.S. Airways Paksa Dua Penumpang Kelas Pertama Ganti Pakaian

Nasional / 15 April 2013

Kalangan Sendiri

Penerbangan U.S. Airways Paksa Dua Penumpang Kelas Pertama Ganti Pakaian

eva Official Writer
4902

Dua penumpang Afro-Amerika mengklaim bahwa petugas pihak penerbangan U.S. Airways menolak untuk mengizinkan mereka masuk ke penerbangan kelas pertama jika kedua penumpang tersebut tidak mengganti jeans dan kaos mereka.  

Miles dan MacCraig Warren hendak terbang dari Denver ke Los Angeles setelah menghadiri upacara pemakaman kerabatnya Agustus lalu. Kedua bersaudara itu mengaku petugas penerbangan menghentikan mereka di pintu masuk dan meminta MacCraig untuk melepaskan topi baseball dan meminta Miles untuk mengganti kostumnya dengan kemeja berkerah, sepatu kasual, dan celana bahan. “Mereka diminta seperti itu dan petugas mengatakan hal itu sudah menjadi ketentuan resmi bila naik penerbangan pertama,” kata pengacara Miles dan MacCraig, Rodney Diggs kepada New York Daily News.

Kedua penumpang tersebut kemudian mengganti kostum mereka, namun mereka terkejut ketika melihat dua penumpang berkulit putih, Michael Heffernan dan teman Filipinanya, Edward DeLeon memakai jeans dan kaos. “Mereka berdua marah ketika melihat dua pria berkulit putih memakai kaos dan jeans yang juga duduk di seberang mereka. Tindakan ini adalah bentuk diskriminasi ras dan kekerasan terhadap hak sipil,” kata Diggs.

Juru bicara U.S Airways, Todd Lehmacher mengatakan perusahaannya akan mereview kasus ini. “Kami menyambut baik semua penumpang dari berbagai etnis dan latarbelakang dan tidak mentoleransi segala bentuk diskriminasi. Kami akan mempelajari tuduhan tersebut dengan serius,” kata Lehmacher. Kedua bersaudara tersebut mengaku bahwa mereka mendapat tiket kelas satu tersebut dengan harga diskon dari seorang teman yang bekerja di U.S Airways. Diggs mengatakan bahwa kliennya tidak pernah diberitahukan tentang pelayanan berbeda terhadap tingkat tariff tiket yang dikenakan walaupun sama-sama berada dalam kelas penerbangan yang sama. “Jika hal ini sudah jadi kebijakan resmi, maka harusnya hal itu diterapkan selalu dan tidak bersifat selektif bila mereka memang ingin agar hal ini dilaksanakan,” ujar Diggs. Perlakuan berbeda atau diskriminasi hanya akan membawa pengaruh negatif bagi siapa saja, apapun bentuknya. Oleh karena itu, ingatlah selalu bahwa kita semua memiliki hak yang sama dan berhak mendapat perlakuan yang sama.

Baca juga:

Uruguay Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Harga BBM Subsidi Naik Mei Nanti

Di Balik Duka Kematian Margareth Thatcher

Seluruh Gereja Rumah di Iran Terancam Ditutup

Pasangan Ini Langsungkan Pernikahan Gay Secara Tradisional Pertama di Afrika

Mesir: Bentrok Massa Kristen Koptik dan Muslim Terjadi Lagi

China, Penghasil Alkitab Terbesar di Dunia

 

Sumber : nydailynews/Eva
Halaman :
1

Ikuti Kami