Jumat pekan lalu (8/11-2013) saat badai Haiyan/Yolanda melanda Kota Tacloban, Filipina Tengah, keluarga Tenegra bertahan di rumah mereka di Barangay 66-Paseo de Legazpi karena percaya badai yang datang itu hanya karena perubahan cuaca saja, namun di hari itu kehidupan ayah ibu dengan dua putri mereka ini berubah.
Air naik dengan sangat cepat, rumah mereka rubuh dan merekapun hanyut. Mereka sempat merangkak ke tempat yang lebih tinggi, namun putri bungsu mereka terjebak dalam arus air yang terus berputar bersama puing-puing rumah. Guru sekolah, Bernadette Tenegra (44) tak bisa melupakan hari itu, saat dia harus melepaskan putri bungsunya.
“Saya sempat merangkak ke arah dia dan berusaha menariknya ke atas. Tapi dia terlalu lemah. Tampaknya dia sudah menyerah,” kata Tenegra, seperti dikutip dari Inquirer.
Tenegra mengatakan putrinya terluka parah karena tertusuk serpihan kayu dari rumah yang diterjang topan dashyat tersebut. Tenegra mencoba menolong putrinya, namun sang putri hanya menjawab lemah. “Ma, lepaskan saya, selamatkanlah dirimu.”
“Saya sempat mengangkatnya, tapi dia menyerah,” ujar Tenegra dengan duka mendalam. “Saya melepaskan dia,” ujarnya sambil menangis.
Sejauh ini jumlah korban yang tewas dalam badai itu lebih dari 10 ribu orang. Jumlah ini dikuatirkan terus bertambah mengingat banyaknya puing-puing rumah yang belum dievakuasi. Filipina diliputi dukacita mendalam dan dunia pun ikut bersedih. Namun, apapun yang bisa kita bantu, bantulah mereka. Lewat doa dan apa saja yang bisa kita berikan.
Baca juga :
Cara Memilih Mangga yang Manis
Anak Bermasalah? Orangtua yang Harus Instropeksi
Latihan Fisik yang Dapat Sembuhkan Osteoporosis
Aksi Thor Saat Asgard Diancam Musuh
Belajar Dari Yakub, Seorang Penipu yang Menjadi Terberkati
Semut dan Belalang di Negeri Serangga
Mau Langsing Setelah Melahirkan? Ini Caranya
Artis di Dunia Politik dan Perselingkuhan
Sumber : viva.co.id by lois horiyanti/jawaban.com