Pro-kontra tentang keberadaan pesawat kepresidenan bukan hanya pernah dihadapi Indonesia saja, Malawi sebuah negara di Afrika bagian selatan baru saja menjual pesawat kepresidenannya yang masih berumur satu tahun agar bisa memberi makan rakyat miskin di negeri tersebut.
"Keputusan pemerintah akan memungkinkan dana yang dihasilkan dari penjualan pesawat kepresidenan itu untuk membeli jagung dari pasar lokal dan produksi tanaman kacang-kacangan," demikian pernyataan juru bicara Kementerian Keuangan Malawi, Nations Msowoya yang dikutip AFP.
Keputusan menjual pesawat itu dibuat oleh Presiden Joyce Banda karena biaya perawatannya dinilai membebani anggaran kas belanja negara. Pesawat tersebut dibeli tahun lalu oleh pendahulunya, Presiden Bingu wa Mutharika senilai 22 juta dolar. Setelah pembelian pesawat tersebut, Inggris yang pernah menjajah Malawi mengurangi bantuan ekonominya menjadi 4,7 juta dolar.
Mutharika yang meninggal karena serangan jantung pada tahun lalu selalu membela tentang pembelian pesawat tersebut dan menyebutnya sebagai simbol kemajuan negara. Namun kondisi negara miskin itu sepertinya tidak memungkinkan untuk memiliki sebuah pesawat, sebab sejak menjabat pada tahun lalu Presiden Banda dengan bijak telah melakukan berbagai penghematan anggaran dan menggunakan maskapai komersial untuk kunjungan keluar negeri. Pesawat keprisedenan berkapasitas 14 penumpang tersebut akhirnya terjual seharga 15 juta dolar pada sebuah perusahaan di Kepulauan Virgin.
Pemimpin seperti Presiden Banda ini patut dibanggakan karena menaruh kepentingan rakyat lebih utama dibandingkan kemewahan dan sebuah gengsi. Akankah Indonesia meneladaninya?
Baca juga artikel lainnya :
Pesawat Kepresidenan, Sebuah Kebanggaan atau Pemborosan?
SBY Beli Pesawat Kepresidenan, Utang Negara Dekati Rp 2.000 Triliun
Kemewahan Pesawat Kepresidenan yang Dipesan Pemerintah
Mengganti Mentalitas Korban Menjadi Mentalitas Pemenang
Percaya Atau Tidak, Mujizat Terjadi Setiap Hari