Orang Kristen yang Menghasilkan Buah
Sumber: anomali-dunia.blogspot.com

Kata Alkitab / 7 July 2013

Kalangan Sendiri

Orang Kristen yang Menghasilkan Buah

Yenny Kartika Official Writer
15454

Alkitab menyatakan bahwa iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus ([kitab]oRoma10:17[/kitab]). Jika benih Firman yang didengar jatuh ke tanah yang subur maka ia akan berakar, bertumbuh, dan berbuah. Namun demikian banyak orang Kristen yang mendengarkan firman Tuhan, hidupnya tidak berbuah. Tidak sedikit orang Kristen yang mengaku dipenuhi Roh Kudus namun hidupnya menunjukkan buah yang sama sekali tidak sesuai dengan prinsip firman Tuhan. Tuhan Yesus berkata, “Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?” Buah yang dihasilkan merupakan tanda dari pohonnya, demikian juga orang Kristen tercermin dari buahnya.

Menghasilkan buah merupakan tanda bahwa suatu pohon itu hidup, bertumbuh, dan sudah matang. Selain itu, buah juga menyatakan jenis dari pohon tersebut. Buah yang kita hasilkan merupakan tanda kehidupan, pertumbuhan, kematangan, dan jenis. Ditambah lagi, buah seorang Kristen menunjukkan sampai di mana derajat hidup orang tersebut. Banyak orang Kristen hanya meniru orang Kristen lainnya yang lebih dewasa. Yang dilakukan oleh orang Kristen yang dewasa adalah sesuatu yang timbul secara alami, seperti air yang tumpah dari gelas yang diisi penuh. Sedangkan orang yang meniru adalah seperti gelas yang belum penuh tetapi bocor, akhirnya semua yang dilakukannya tidaklah dilakukan dengan sungguh hati namun karena paksaan.

Lalu, bagaimana agar kita bisa menghasilkan buah yang sejati, yang sesuai dengan firman Tuhan? Inilah yang Tuhan lakukan bagi kita: Dia akan membersihkan ranting-ranting yang berbuah supaya berbuah lebih banyak. Kadang Tuhan merusak gambaran yang kita idamkan, mengambil orang yang paling kita cintai, dan memberikan hal-hal yang paling sulit dalam hidup kita. Cara Tuhan sering kali berlawanan dengan logika dan pikiran manusia, tetapi justru cara Tuhan adalah cara yang terbaik. 

Seringkali, orang yang bukan Kristen justru menunjukkan kebaikan yang lebih dibandingkan orang Kristen. Perasaan seperti itu timbul karena standar kebaikan orang secara mayoritas didasarkan kepada ‘apakah dia baik kepada saya atau tidak’ sehingga kita tidak dapat menilai kebaikan itu dengan baik “Yang baik kepada kita, belum tentu orang baik; yang kurang baik kepada kita, belum tentu orang jahat.” Pepatah Perancis mengatakan bahwa orang baik adalah orang egois yang mempunyai pikiran panjang. Berbeda dengan kebaikan semu, kebaikan sejati adalah buah Roh Kudus: kebaikan yang tidak menghiraukan pamrih ataupun balasan, tetapi mengalir dari motivasi yang suci, yang rela mengorbankan diri sendiri untuk membangun orang lain. 

Sumber : Buku "Hidup Kristen yang Berbuah" oleh Pdt. Dr. Stephen Tong
Halaman :
1

Ikuti Kami