Saat Cinta Mengalihkan Dunia Seorang Preman Jalanan
Sumber: jawaban.com

Family / 2 May 2013

Kalangan Sendiri

Saat Cinta Mengalihkan Dunia Seorang Preman Jalanan

Puji Astuti Official Writer
13390

Ada pepatah yang berkata, "gantungkanlah cita-citamu setinggi langit", namun Pariangan Manurung keinginan terbesarnya adalah menjadi seorang preman. Dari kampungnya, Pariangan akhirnya merantau ke kota Medan mewujudkan cita-citanya. Ia memulai dengan mengkordinir para pencopet.

Namun masa itu para preman diburu tanpa ampun oleh pihak yang berwajib, bahkan terkadang ada yang mati ditembak oleh orang misterius, termasuk dirinya, ia pun menjadi buronan.

"Perasaan saya selama dikejar-kejar itu, ada rasa cemas, tapi tidak membuat saya ingin berhenti dari kejahatan. Karena saya pikir jika tertangkap itu hanya sebuah resiko," tutur Pariangan.

Namun sepandai-pandainya bajing melompat, akhirnya jatuh juga. Pariangan pun tertangkap, ia menjalani siksaan yang belum pernah terbayangkan. Beruntung ia akhirnya selamat setelah menjalani masa hukumannya, namun semuanya itu tidak membuatnya jera. Hingga suatu hari, ia bertemu dengan seorang wanita yang memikat hatinya.

Cinta akhirnya yang mengalihkan dunia Pariangan, ia meninggalkan dunia kejahatan demi mengejar cintanya. Namun semakin ia kejar, semakin sulit digapai, sekalipun wanita itu membalas cintanya tetapi harus meninggalkan Pariangan karena masa studinya sudah selesai.

"Dalam keadaan yang sangat sedih saya berdoa, 'Tuhan Yesus kalau kau kasih dia jadi istriku, aku bertobat.' Itu permintaan saya yang pertama kali. Belum pernah saya meminta kepada Yesus."

Tidak pernah terpikirkan apakah Tuhan akan menjawabnya, namun Pariangan memutuskan pergi ke Yogyakarta mengejar kekasihnya. Ia pun kemudian menikahi wanita yang bernama Hotmar Saulina itu.

Menjalani bahtera pernikahannya, Pariangan masih belum bisa memenuhi janjinya untuk bertobat sepenuhnya. Hingga suatu hari, sang istri mengajaknya ke sebuah pertunjukan film layar tancap dimana kisah Yesus ditayangkan.

"Pada saat itu saya berpikir, kalau Yesus Tuhan, saat Ia pukul dan disiksa pasti kebal. Ngga mungkin dia menderita. Banyak orang aja kebal, apa lagi Yesus. Itu pemikiran saya. Tetapi entah kenapa (saat menonton film itu -red) semua pikiran itu terabaikan semua. Saya menemukan pikiran saya melayang, air mata saya keluar, pada waktu itu saya pikir kenapa Yesus disiksa? Dia tidak bersalah. Disitulah saya merasakan kasih, saya belajar ada rasa mengasihi Dia."

Pulang dari menonton film itu, Pariangan memiliki perasaan yang berbeda.

"Damainya itu kalau bisa digambarkan, kalau ada orang yang memukul saya, saya tidak akan menganggap hal itu apa-apa lagi. Setelah malam itu saya tidak lagi mabuk-mabukan, tapi merokok masih."

Namun Tuhan bekerja dalam hidupnya tidak setengah-setengah, ada perkataan seorang hamba Tuhan yang terngiang-ngiang terus, "Bukan kau yang buat kau bertobat, tetapi Tuhan yang membuat kau bertobat." Ia pun merasa tertantang untuk membuktikan kebenaran itu.

"Kalau Engkau benar Yesus yang membuat saya bertobat, kalau saya bisa meninggalkan rokok tanpa saya menginginkannya, maka benarlah bahwa Engkau yang buat aku bertobat. Dua jam kemudian saya ambil rokok sebatang, kemudian saya batuk dan rasanya pahit sekali. Mulai hari itu berhenti, kalaupun ada orang yang merokok di dekat saya tidak pernah jadi problem yang mengganggu saya."

Saat itulah Pariangan menyadari bahwa benar Yesus-lah yang membuat dirinya bertobat, dan dirinya merasakan kemerdekaan yang total.

"Kalau saya urut-urut kebelakang, mengapa saya harus bertemu dengan istri saya? (Karena dia) pergaulan saya berubah, saya merasakan kasih dari sesama, dan itu wujud dari kasih Yesus yang belakangan saya mengerti. Baru setelah saya diselamatkan oleh Yesus dan saya mengerti anugrahnya, saya mengerti kenapa dulu saya tidak mati. Itu sebabnya saya bisa bertahan dalam mengasihi Dia (Yesus -red)," demikian tutup Pariangan.

Sumber : V130408154154
Halaman :
1

Ikuti Kami