Kisah Nyata Pria Kerasukan yang Tega Bunuh Anak Istrinya
Sumber: jawaban.com

Family / 14 April 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Pria Kerasukan yang Tega Bunuh Anak Istrinya

Lois Official Writer
8240

Awal-awal menjadi debt kolektor, Yohanes Teofillus harus menumpang di rumah temannya dan harus mengeluarkan uang sendiri untuk kebutuhannya. Hampir putus asa, Yohanes datang ke dukun. Di sana, dia diberikan air putih dengan batu di dalam air tersebut. “Di sana saya kaget, karena suara ibu-ibu tadi berubah menjadi suara seorang pria.”

Ketika di lapangan, Yohanes tiba-tiba bisa tahu apakah suatu motor itu motor yang berkasus atau bukan. Tentunya pekerjaan sebagai debt kolektornya dilancarkan. Dia mendapatkan banyak motor yang ditarik karena punya kasus dan ini menyenangkan hati bosnya.

Tidak peduli bagaimana keadaan orang tersebut, motornya tetap ditarik Yohanes jika bermasalah dalam hal pembayaran. Suatu kali, Yohanes pun menemukan salah satu motor berkasus. Dia mengejarnya sampai ke pasar. Dia tidak tahu kalau orang yang dikejarnya adalah kepala preman di situ sehingga diapun dikerubungi para anak buahnya.

Tidak tahu harus bagaimana, ada suara lagi terdengar Yohanes yang mengatakan, “Suruh mereka diam.” Ketika Yohanes meneriakkan kata itu, tidak ada seorang pun dari preman-preman tersebut yang bergerak sehingga dia leluasa mengambil motor bermasalah tersebut. Di situ dia merasa bahwa apa yang dia jalani dalam ritual itu benar-benar ampuh.

Hubungan Yohanes dengan istri selalu diwarnai keributan. “Saya sama anak juga perlakuannya kasar.” Bahkan, Yohanes tak segan-segan memukul anaknya. “Seperti ada suara yang mengatakan ‘Ayo, pukul terus…hajar, bunuh sekalian kalau perlu.’” Untung saat itu ada sang istri yang menolong anak mereka.

“Saya paling ga suka dibantah. (Jadi saya memperlakukan istri dengan kasar.) Dan itu masih ga puas buat saya. Saya masih tendang, cekik, dan dari situ ada lagi suara yang mengatakan, ‘Matiin, bunuh aja, perempuan kayak gini bunuh aja.’ Dan itu memang saya lakukan.” Saat mendengar istrinya minta tolong pada Tuhan, baru Yohanes menghentikan perbuatannya.

Perbuatan sang suami membuat Wastika tidak tahan, dia berpikir untuk bunuh diri. Saat yang sama pula, dia mendengar suara yang lembut berkata, “Untuk apa kamu lakukan itu? Dan saya percaya itu suara Tuhan. Suara itu kuat di pikiran saya sehingga saya takut untuk melakukannya.” cerita Wastika.

Tahun 2010, Yohanes divonis terkena Hepatitis C.  Penyakit itu membuatnya menderita dan tidak bisa kerja. “Tiap malam saya tidak bisa tidur. Karena setiap saya mau tidur, selalu ada suara yang bilang, ‘Malam ini lo pasti mati dan tidak akan liat esok lagi. Lo pasti mati malam ini.’ Waduh, sangat menakutkan buat saya. Sampai 8 bulan itu, saya mendengar suara itu terus. Itu titik terendah saya.”

Wastika pun merasa bahwa itulah saatnya dia ceritakan tentang Yesus dan Yohanes mencoba untuk mengikuti kata istrinya. “Kalau memang itu bisa menyembuhkan saya, mengapa nggak? Ayo, kita jalan kesana.”

“Saya di tempat itu damai sekali, jauh berbeda dengan apa yang saya lakukan di luar gitu. Setelah kembali ke rumah, saya mencoba tidur tapi yang aneh, suara itu nggak ada lagi. Baru saya rasakan hati saya terbuka. “Tuhan, saya sudah lama…saya sudah lama meninggalkan Engkau. Saya mau sembuh. Saya menyesal saya sudah melakukan hal-hal yang seharusnya nggak saya lakukan kepada keluarga saya. Saya tidak pantas hidup, apalagi menerima kebaikan Tuhan.” Namun, kedamaian yang Yohanes rasakan di dalam hatinya.

Yohanes pun dibimbing rohaninya oleh Sadokh. “Ketika Tuhan memperlihatkan, hal itu harus dilepas, terjadi manifestasi pada diri Yohanes,” kata Sadokh. “Ada sesuatu yang mengguncang diri saya, saya antara sadar tidak sadar.” Saat dikasih gelas agar minum air putih, Yohanes malah makan gelas tersebut.

Akhirnya mereka pun mendoakannya, karena mereka tahu hal itu datangnya dari iblis. Setelah keluar, Yohanes pun merasa damai. “Saya pernah minta maaf pada anak saya, istri saya, papa saya, saudara-saudara saya dan itu sangat melegakan hati saya.” tutur Yohanes. “Jadi saya sudah bebas, karena kebaikan Tuhan. Tuhan yang memerdekaan saya,” tutup Yohanes.

 

Sumber Kesaksian :

Yohanes Teofillus dan Wastika Mardani

Sumber : V130408154719
Halaman :
1

Ikuti Kami