Apologetika Yesus Kristus Terhadap Tradisi Agama

Kata Alkitab / 4 January 2013

Kalangan Sendiri

Apologetika Yesus Kristus Terhadap Tradisi Agama

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
8386

Markus 2 : 22

Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."


Ayat ini merupakan jawaban atau apologetika (argumentasi) dari mulut Yesus Kristus sendiri. Dengan spontan Yesus memberikan penjelasan atas pertanyaan orang-orang yang membandingkan murid-muridNya dengan murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi yang sedang berpuasa, sementara Yesus Kristus dan murid-muridNya tidak berpuasa.([kitab]marku2:18[/kitab])

Dalam ayat ini Yesus Kristus hendak menjelaskan bahwa Pribadi dan Ajaran-Nya adalah Anggur Baru yang tidak bisa dimengerti dan diterima jika mereka masih menggunakan pola/sistem dan kerangka berpikir agamawi mereka yaitu tradisi dan kebiasaan yang sudah usang, termasuk dalam hal berpuasa.

Pertanyaannya apakah puasa murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi ini salah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita akan sama-sama pelajari hal ihwal tentang puasa mereka.

1)Apa yang membuat mereka berpuasa?

Mereka berusaha melakukan kehendak Allah dengan menjalani tradisi atau kebiasaan suku bangsa mereka. Dan memang puasa yang dilakukan kebanyakan orang Israel/Yahudi bertujuan untuk memperoleh pengampunan maupun perkenanan dari TUHAN ([kitab]yunus3:5[/kitab]).

Namun saat itu puasa juga menjadi seperti label/cap yang menunjukkan bahwa seseorang itu terlihat saleh dan dekat dengan Allah.([kitab]matiu6:16[/kitab]; [kitab]matiu23:5[/kitab])

2)Lalu apa makna dan tujuan yang hakiki dari berpuasa?

Sebenarnya makna dan tujuan yang hakiki dari berpuasa menurut Kitab Perjanjian Lama adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri/bertemu kepada Allah, atau salah satu sikap bertobat dengan tujuan memohon pengampunan dan perkenananNya. Dan semua tujuan itu diwujudkan dengan sikap berkabung, tidak makan serta minum selama beberapa hari.

Tapi pada akhirnya label atau cap kesalehan tersebut yang semakin nampak pada seseorang yang berpuasa dan bukan pada hal yang hakiki dari puasa, sebab mereka menjadikan kebiasaan mengenakan kain kabung dengan kepala diberi abu sebagai bentuk ibadah dan kebanggaan. Maka dari itu seseorang yang berpuasa menurut kebiasaan tersebut dapat dibedakan secara fisik,([kitab]nehem9:1[/kitab]; [kitab]imama16:29[/kitab])

3)Apakah orang-orang tersebut berpuasa dengan benar?

Jika puasa sudah menjadi kebiasaan atau tradisi suatu agama dan tidak lagi sesuai dengan hakikat puasa itu sendiri maka kita bisa mengetahui dengan pasti kalau mereka berpuasa bukan atas kehendak Allah. Lagi pula tujuan utama puasa yang awalnya untuk pertobatan justru jadi sarana “pameran dan label” kesucian/kesalehan para ulama dan orang-orang yang beragama.

4)Puasa Yang Benar Membuat Orang Bertemu TUHAN

Selain itu jika mereka berpuasa dengan benar seperti Nabi Simeon atau Nabiah Hana, yang menyambut bayi Yesus dan mengakui bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia, tentunya mereka juga akan mendengar suara Allah (Suara Roh Kudus) seperti Simeon dan Hana sehingga mengetahui dengan pasti kalau mereka sedang berhadapan dengan Anak Tunggal Allah atau Sang Imanuel. ([kitab]lukas2:25-38[/kitab])

Artinya jika kebanyakan mereka sungguh-sungguh saleh dan berpuasa serta berdoa dengan benar pasti akan tahu kalau Yesus Kristus itu Tuhan dan Juruselamat yang berkuasa mengampuni dosa mereka. Setidaknya mereka akan besyukur atas apa yang telah dilakukan Yesus Kristus: berkuasa menyembuhkan orang sakit, berkuasa mentahirkan orang kusta, berkuasa mengusir setan-setan/roh-roh jahat, berkuasa atas badai dan gelombang laut, berkuasa mencipta, berkuasa mengampuni dosa dan berkuasa atas kematian.

Sumber : jawaban.com / jp.mamora
Halaman :
1

Ikuti Kami