Kunjungan Anggota DPR Ke Jerman Dikritik Kampungan

Nasional / 26 April 2012

Kalangan Sendiri

Kunjungan Anggota DPR Ke Jerman Dikritik Kampungan

Lestari99 Official Writer
6339

Dalam kunjungan kerjanya ke Jerman, anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat mendapat kritikan pedas dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), PPI Berlin dan Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Istimewa Jerman. Kritikan ini dilontarkan saat pertemuan para wakil rakyat ini dengan mahasiswa di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin.

Rekaman dari aksi protes mahasiswa ini diunggah di Youtube dengan memperlihatkan rekaman dari saat kedatangan rombongan anggota Dewan bersama keluarga di Bandara Tegel, Berlin, Senin (23/4), berlanjut pertemuan di KBRI sampai aksi walk out mahasiswa setelah menyampaikan pernyataan sikap menolak kedatangan para wakil rakyat ini ke Jerman.

Dalam aksinya, salah satu anggota PPI mempertanyakan kedatangan anggota Dewan yang membawa serta keluarga. Kedatangan anggota dewan tersebut seharusnya dalam rangka kunjungan kerja dan bukan wisata. Mereka berharap keikutsertaan keluarga ini tidak menggunakan uang rakyat sepeserpun. Kedatangan rombongan yang berbondong-bondong dan berjamaah disebut sebagai ‘kampungan dan kekanak-kanakan’.

Mereka menilai tidak ada efektivitas dan urgensi dari kunjungan tersebut. Menurut mereka, kedatangan itu tidak sesuai dengan manajemen negara yang seharusnya sudah terbilang maju dan modern. Lontaran pedas juga disampaikan berkaitan dengan istilah ‘studi banding’ yang selalu digunakan anggota dewan dalam kunjungan ke luar negeri. Karena seharusnya Indonesia telah memiliki mekanisme pengawasan masalah tekhis seperti itu  tanpa perlu datang jauh-jauh menghambur-hamburkan uang rakyat.

Kemudian PPI Jerman, PPI Berlin dan NU Cabang Inspirasi Jerman menyampaikan pernyataan sikap mereka dengan meminta DPR mempraktikkan transparansi dengan mempublikasikan agenda serta rincian anggaran ke luar negeri di situs web DPR paling lambat satu bulan sebelum keberangkatan.

Selain itu, para anggota dewan harus melaporkan hasil kunjungan tersebut melalui situs web DPR dan media massa. “Kami meminta pengertian ibu bapak wakil rakyat untuk tidak menghamburkan uang kami dengan terbang ribuan kilometer untuk rapat dengar pendapat dengan KBRI. Tekhnologi teleconference dapat dilakukan ketika bapak-bapak berada di Indonesia,” ungkap salah satu mahasiswa.

“Melihat rendahnya urgensi kedatangan kali ini yang menghabiskan dana Rp 3,1 miliar, kami Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman bersama dengan PPI Berlin dan Nahdlatul Ulama Cabang Istimewa Jerman menolak kedatangan bapak ibu bersama keluarganya,” pungkasnya.

Setelah menyatakan sikap, belasan anggota PPI itu langsung meninggalkan ruangan pertemuan. Para anggota dewan sendiri tampak terdiam, dan beberapa di antaranya tersenyum. Acara diskusi kemudian dilanjutkan.

Video yang baru diunggah pada Rabu (25/4) ini dalam waktu singkat telah ditonton oleh 3.103 viewer, dimana 1.141 orang menyatakan suka dan 3 orang tidak suka, dengan 776 komentar.

 

Baca Juga:

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami