Perdamaian RI-Timor Leste Lahir Dari Hati

Nasional / 29 December 2012

Kalangan Sendiri

Perdamaian RI-Timor Leste Lahir Dari Hati

Lestari99 Official Writer
3416

Misa Natal Perdamaian di Perbatasan RI-Timor Leste yang digagas Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste, Yonif 312/Kala Hitam, menghadirkan warga dari Distrik Bobonaro serta Polisi Penjaga Perbatasan Timor Leste serta umat lainnya dari Kabupaten Belu.

Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan, RI-Timor Leste Yonif 312/Kala Hitam Siliwangi, Mayor Inf FX Hengki Yuda Setiawan mengatakan, gagasan menggelar Natal bersama Damai Perbatasan itu, untuk tetap mempererat hubungan kekerabatan warga dua negara, yang secara budaya dan darah masih berada dalam satu garis keturunan yang sama. Hal ini, lanjut dia, agar kondisi damai dan aman, akan tetap terpelihara dan terjalin di dua negara yang telah berpisah 10 tahun silam itu.

"Perdamaian harus tetap dipupuk, sehingga kondisi kehidupan masyarakat dua negara itu bisa stabil untuk melaksanakan segala aktivitasnya menata kehidupannya untuk kesejahteraannya," kata Hengki.

Dalam renungan misa kudus saat merayakan Natal Perdamaian Perbatasan di Mota-ain, Jumat (28/12), RD Maksi Alo Bria mengungkapkan bahwa perdamaian dan keamanan di wilayah perbatasan RI-Timor Leste akan hadir jika damai itu datang dari hati setiap warga penghuni batas masing-masing wilayah negara. Kedamaian hati yang telah lahir itu harus dapat dibagikan kepada sesama dalam kehidupan sosial nyata, baik untuk sesama di wilayah RI, Timor Leste maupun antar dua negara yang ada.

Pastor Paroki Atapupu Keuskupan Atambua itu lebih lanjut menuturkan bahwa Yesus Kristus hadir ke dunia untuk mewujudkan janji Allah, memberikan damai, ketenangan, keamanan dan penebusan bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan. Cinta Tuhan kepada manusia itu seharusnya menjadi teladan kepada setiap umat manusia untuk saling mengasihi dengan penuh cinta.

“Dalam semangat cinta Tuhan itulah kedamaian dan keamanan bisa tercipta. Dan semua itu hanya bisa tercapai jika cinta kasih yang ada dilakukan secara nyata dan tidak hanya kata-kata,” ungkap Romo Maksi.

Dalam menciptakan perdamaian, persaudaraan dalam hubungan antar sesama warga di dua negara RI dan Timor leste haruslah menjadi sebuah kebutuhan nyata dalam setiap aktivitas kehidupan masing-masing warganya.

 

Baca Juga Artikel Lainnya:

Sumber : Kompas - LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami