Sungguh Mengharukan Ibadah Natal di Depan Istana Presiden

Internasional / 25 December 2012

Kalangan Sendiri

Sungguh Mengharukan Ibadah Natal di Depan Istana Presiden

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
3461

Jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan Filadelfia, Bekasi dan Gereja Kristen Indonesia Yasmin, Bogor menggelar kebaktian Natal di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.

Menurut Koordinator Tim Advokasi HKBP Filadelfia, Thomas Tampubolon, misa Natal ini dilakukan sebagai bentuk protes karena mereka dilarang beribadah di gereja masing-masing dan mereka menuntut adanya kebebasan beribadah.

"Saat ini kami menggelar kebaktian bersama GKI Yasmin di depan Istana Merdeka," ujar Thomas ketika dihubungi, Selasa, 25 Desember 2012. Menurut dia, ada 80 orang dari HKBP Filadelfia yang merayakan Natal di depan Istana. Bona Sigalingging, juru bicara GKI Taman Yasmin, mengatakan jemaat GKI berjumlah 70 orang.

Thomas mengatakan ini adalah tahun ketiga HKBP Filadelfia tidak bisa merayakan Natal di gerejanya. Serupa, GKI Yasmin juga belum bisa melakukan kebaktian di tempat ibadahnya. Ketika beribadah di depan Istana, Thomas berharap Presiden mau mendengar suara mereka.

Selaras dengan HKBP Filadelfia, Bona berharap pada Natal tahun ini tidak ada diskriminasi lagi di Indonesia. "Tidak hanya untuk Yasmin atau Filadelfia, tapi bagi minoritas yang lain juga," kata Bona.

Permasalahan bangunan gereja antara jemaat GKI Yasmin dan Wali Kota Bogor hingga kini belum juga tuntas. Penyebabnya, Wali Kota Bogor tak mau mematuhi putusan Mahkamah Agung dan Komisi Ombudsman RI atas bangunan gereja.

Sementara penyerangan terhadap Gereja HKBP Filadelfia telah terjadi berulang-ulang. Karena itu, pada Desember 2009, Bupati Bekasi mengeluarkan surat keputusan (SK) yang berisi tentang penghentian kegiatan pembangunan dan kegiatan ibadah di gereja itu.

Semua kejadian ini membuktikan bahwa masih banyak orang di Indonesia yang tidak menyadari kalau bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan memiliki keanekaragaman agama dan kepercayaannya. Selain itu bangsa ini terbukti tidak menghayati azas Pancasila dan UUD 1945.

Tidak heran bila Uskup Agung berkomentar dalam konferensi pers usai Misa Pontifikal di Gereja Katedral Jakarta, Selasa menanggapi kejadian penghalangan jemaat Gereja Filadelfia Bekasi dan Gereja Yasmin Bogor beribadah pada malam Natal.

"Saya rasa semua bangsa Indonesia prihatin atas kejadian ini karena kita semua adalah saudara," katanya

Menurut dia, di satu pihak, hak beragama dijamin negara dan dalam beribadah, umat Kristiani menjalankannya selalu bersama-sama, tidak sendiri-sendiri, terlebih dalam perayaan seperti Natal.

"Tetapi ketika akan mendirikan tempat ibadah, susahnya bukan main. Salah satu tempat ibadat di Karawaci, izinnya baru keluar setelah 24 tahun," kata dia.

Mari kita bersama bergandengan tangan untuk mendukung gerakan anti diskriminasi di negeri tercinta Indonesia.

Sumber : banyak sumber / jp.mamora
Halaman :
1

Ikuti Kami