Bila Sudah Ngebet Banget Hubungan Seks

Marriage / 11 November 2012

Kalangan Sendiri

Bila Sudah Ngebet Banget Hubungan Seks

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
20721

Ketika suami atau isteri pas sama-sama kangen dan ngebet memang enak dan tepat sekali untuk melakukan hubungan seks. Tapi ketika yang seorang sedang bad mood atau dalam keadaan tertekan maka pihak yang ngebet untuk bercinta akan gelisah atau kesal.

Untuk hal di atas Alkitab mengatakan: “...jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta  sebelum diingininya!” (Kidung Agung 2:7)

Bahkan yang uniknya dari seks manusia itu, saat seseorang ngebet banget untuk hubungan seks, namun karena masalah kecil saja perasaan ngebet tersebut bisa hilang alias ill feel.

Kedua hal di atas sering terjadi dalam suatu hubungan pernikahan dan jangan kita marah berlarut-larut dengan pasangan kita atau dengan diri sendiri.

Seperti yang dijelaskan ayat Alkitab di atas, jika rasa ngebet pada dirimu atau pasanganmu hilang maka dilarang keras untuk dipaksakan, demikian juga jika suasana hati sedang kurang baik.

Langkah yang tepat dan bijaksana adalah akhiri hal itu dengan ngobrol atau alihkan kepada perbincangan atau bisa juga dengan melakukan kegiatan bersama sehingga suasana bisa menjadi cair dengan sendirinya.

Rasa ngebet seks yang menggebu-gebu dan kemudian hilang karena masalah kecil yang membuat “perdebatan kecil” itu sangat wajar, karena memang sex adalah bagian dari hubungan. Apalagi wanita, yang merangkai semua bagian hidupnya dengan menggunakan perasaan.

Tentulah tidak enak bila dalam keadaan tidak saling bicara, lalu malamnya memaksakan pasangan untuk hubungan seks.

Itulah perlunya membangun persahabatan dan kemesraan dengan isteri atau suami. Bersahabat dan bermesraan maksudnya adalah dalam banyak hal si suami dan isteri ini melakukan sesuatu secara bersama-sama. Seperti makan bersama, nonton bersama, jalan-jalan bersama, olah raga bersama, pelayanan bersama, dan saling cerita serta saling mendengar.

Membangun persahabatan dengan mulai belajar untuk menjadi pendengar dan komentator yang baik. Dan melatih bila terjadi perbedaan pendapat dan prinsip untuk tetap bereaksi dan berkomentar dengan nada dan pernyataan-pernyataan yang baik atau penuh kasih mesra.

Tidak mudah dan tidak instant, tapi jika mau memulai dan mencoba maka makin lama frekwensi pertengkaran dan perselisihan karena hal-hal kecil semakin berkurang  dan alhasil hubungan suatu persahabatan dengan isteri/suami semakin intim dan ketika dua-duanya mulai bergairah dan ngebet bisa langsung sabet alias mewujudkan kemesraan tersebut dengan persetubuhan.

Sumber : jarot wijanarko / jp.mamora
Halaman :
1

Ikuti Kami