Wakil Ketua MPR Tanggapi Pernyataan SARA Rhoma Irama

Nasional / 31 July 2012

Kalangan Sendiri

Wakil Ketua MPR Tanggapi Pernyataan SARA Rhoma Irama

Budhi Marpaung Official Writer
4456

Pernyataan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang dikeluarkan oleh Rhoma Irama, Minggu (29/7), mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Majelis Permusyawartan Rakyat (MPR) Hajriyanto Y Thohari.   

Dilansir dari Kompas online, Selasa (31/7) Hajriyanto mengungkapkan bahwa langkah tim sukses pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang mengangkat isu primordial atau SARA tidak akan ampuh untuk menarik suara di Pilkada DKI Jakarta.

"Kalau isu-isu bersifat primordial diangkat untuk menaikkan raihan suara, pasti akan kecele," ujarnya.

Lebih lanjut, Hajriyanto menyatakan sikap pemilih di Ibu Kota yang tidak bersifat tradisional dan tidak fanatik sudah terbukti sepanjang pemilu di Jakarta. Golkar tak bisa memenangi Pilkada di Jakarta meskipun berjaya ketika Orde Baru.

Fakta lain, tutur Hajriyanto, bisa dilihat dari perolehan suara pemilu legislatif di Jakarta pascareformasi. "Pemilu 1999 PDIP yang menang, tahun 2004 PKS, dan 2009 berbeda lagi ke Demokrat. Ini membuktikan pemilih Jakarta rasional dan cair," kata dia.

Sebagaimana diketahui, Rhoma Irama pada dua hari lalu menyatakan di depan sejumlah warga Tanjung Duren, Jakarta Barat, bahwa kampanye yang mengusung SARA dibenarkan. "Sekarang kita sudah hidup di zaman keterbukaan dan demokrasi, masyarakat harus mengetahui siapa calon pemimpin mereka," ungkapnya di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Minggu, (29/7).

Menurut salah satu anggota tim kampanye pasangan calon gubernur Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli ini, pembenaran kampanye SARA itu telah dibenarkan oleh Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshidiqie. Dirinya bahkan meminta agar memilih pemimpin yang seiman dengan keyakinan mayoritas warga Jakarta.

Praktik politik di Indonesia hari-hari ini seharusnya sudah tidak lagi mengangkat isu-isu SARA. Selain karena rakyat sudah semakin cerdas, ini juga akan meninggalkan contoh yang tidak baik kepada kandidat-kandidat pemimpin bangsa selanjutnya. Oleh sebab itu, kepada para politikus atau mereka yang mengaku sebagai pemimpin, berhentilah untuk berkampanye dengan SARA. Kedepankan pemberian solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar daripada menyoroti hal-hal yang sebenarnya kurang penting tersebut.   

Baca juga : 

Seorang Pria Biasa

Forum JC : Jalan A Atau Jalan B

Suami Istri Beda Selera Film, Ini Jalan Keluarnya

Sumber : Kompas.com, Jawaban.com / budhianto marpaung
Halaman :
1

Ikuti Kami