Jumat Agung : Kejutan-Kejutan Seputar Peristiwa Penyaliban Yesus

Kata Alkitab / 5 April 2012

Kalangan Sendiri

Jumat Agung : Kejutan-Kejutan Seputar Peristiwa Penyaliban Yesus

Budhi Marpaung Official Writer
20635

Ketika hari paskah datang setiap tahun kita cenderung berfokus pada keajaiban menakjubkan dari kebangkitan Kristus. Tetapi pada kali ini mari sejenak kita bersama melihat kepada peristiwa seputar penyaliban, terutama kejadian-kejadian aneh yang terjadi ketika Yesus “berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya" (Matius 27:50). 

Injil Matius mencatat ada tiga kejadian mengejutkan yang membuat kematian Yesus begitu unik dalam segala sejarah dunia.

Kegelapan menutupi bumi

Fenomena aneh terjadi dari siang hingga 3 sore dimana biasanya waktu itu terang hari. Lukas mengatakan kepada kita bahwa gelap menutupi "seluruh daerah itu" (23:44). Beberapa teolog mengasumsikan bahwa gerhana matahari terjadi, tetapi peristiwa tersebut biasanya tidak bertahan tiga jam.

Ahli Alkitab J. Hampton Keathley III mencatat bahwa kata-kata Yunani yang digunakan dalam frase "gelap" berarti bahwa ini merupakan peristiwa mendadak daripada yang bertahap. Ini bukan jenis fenomena cuaca yang disebabkan oleh awan badai, debu atau abu vulkanik. "Itu hanya seperti seseorang telah mematikan lampu," kata Keathley.

Sejarawan gereja, Tertulianus mencatat bahwa bahwa sejumlah penulis sekuler menyebutkan jangkauan kegelapan yang terjadi pada hari itu. Sebagian besar dari mereka memercayai kegelapan pada saat peristiwa kematian Yesus hanya meliputi  Yerusalem dan sekitarnya. Itu tentu tidak masuk akal karena tidak mungkin cahaya matahari diblokir hanya di satu wilayah, tanpa wilayah lain ikut terkena.

Terkoyaknya tirai Bait Suci

Matius memberitahu kita, "tabir Bait Suci terbelah dua dari atas ke bawah" (27:51). Ini pasti menakutkan bagi para imam Yahudi yang  melayani di Tempat Kudus menyaksikan tabir Bait Suci terbuka. Para imam belum pernah mengintip ke dalam Tempat Maha Kudus. Tiba-tiba, pada saat Yesus mengumumkan, "Sudah selesai" dari salib, tirai tebal yang menyimbolkan pemisahan antara manusia dengan Allah itu robek di tengah oleh sebuah kekuatan tak terlihat. Dan para imam bisa melihat tabut perjanjian!

Pengkhotbah besar Inggris Charles Spurgeon menduga bahwa para imam pasti begitu ketakutan ketika ruang Maha Kudus tersingkap kepada mereka: "Aku ingin tahu apakah para imam di altar memiliki keberanian untuk menatap atas tutup pendamaian. Saya menduga mereka lari dari altar karena takut mati mendadak."

Sementara peneliti Alkitab, Matthew Henry menulis tentang saat suci itu: "Sekarang, saat kematian Kristus, semua itu diungkapkan, misteri itu disingkapkan. Terkoyaknya ... [tirai] menandakan bahwa Kristus oleh kematian-Nya membuka jalan baru ke Tuhan. "

Gempa Bumi 

"Bumi berguncang dan bukit-bukit batu terbelah" (Matius 27:51). Matthew Henry menyatakan bahwa hal ini bukan hanya peristiwa geologi lokal. Harus diakui memang tidak ada instrumen seismik saat itu, tetapi kita tahu dari catatan Alkitab bahwa pusat gempa bumi ini adalah di tanah berdarah keramat yang dikenal dengan nama Golgota. Suara Yesus lah yang membelah bukit-bukit bebatuan.

“Gempa bumi menandakan kejutan besar, dan bukan itu saja tetapi pukulan berat kepada kerajaan setan. Serangan yang Kristus lakukan atas mereka membuat bumi bergetar."

Kita sering meromantiskan cerita Paskah, melukiskannya dengan warna-warna pastel dan mematikan artinya dengan suara paduan suara yang indah. Tapi mari kita ingat bahwa Paskah jauh lebih dari matahari terbit yang damai. Kebangkitan Kristus hanya datang setelah bumi mengerang kesakitan.

Paskah pertama tidaklah tenang. Hal itu ditandai dengan pola cuaca yang aneh, suara-suara mengerikan dan pergolakan geologi. Ketika Yesus mati, bumi mengalami pemadaman listrik paling dramatis dalam sejarah. Tuhan mengguncang dasar planet ini. Kemudian dengan tangan-Nya sendiri Dia mengakhiri sistem perjanjian lama dan mengundang kita untuk berani masuk dalam hadirat-Nya dengan cara yang baru dan hidup.

Halaman :
1

Ikuti Kami