Realita Keselamatan : Dia Telah Bangkit (Bag 1)

Kata Alkitab / 30 March 2012

Kalangan Sendiri

Realita Keselamatan : Dia Telah Bangkit (Bag 1)

Puji Astuti Official Writer
5791

1 Korintus 15:26

Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.

Banyak orang sering dihantui oleh kematian. Tetapi melalui Kristus yang telah mati dan bangkit kembali, maka kematian seharusnya tidak perlu ditakuti. Kematian telah kehilangan sengatnya; kita pada akhirnya lolos dari hukuman dosa dan juga keterpisahan dari Allah, semua itu karena Yesus Kristus telah mati dan bangkit bagi kita.

Kematian fisik memang masih kita alami, tetapi hal itu hanyalah transisi yang akan membawa kita kepada mulianya hadirat Tuhan; itulah cara untuk melepaskan tubuh kita yang fana dan rapuh untuk kemudian menerima tubuh kebangkitan yang baru. Semua itu terjadi jika kita memilih untuk menerima anugrah keselamatan, lalu bertobat dari segala dosa kita dan menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita.

Sejarah Kebangkitan

Pengharapan kita akan kebangkitan bergantung kepada fakta bahwa Yesus telah terlebih dahulu bangkit dari kematian menuju kehidupan baru. Dan jika fakta ini tidak terbukti, maka iman kita sia-sia.

Jadi, apakah Yesus benar-benar bangkit? Apakah dia mati dan hidup kembali? Ini adalah pertanyaan penting yang harus kita tanyakan.

Fakta bahwa Yesus pernah hidup di dunia ini telah jelas terbukti. Dia bukan hanya cerita isapan jempol atau imajinasi, tetapi tokoh histories. Tidak ada orang berpendidikan yang menolak fakta ini; baik Yahudi, Islam, Kristen bahkan Ateis mengakui sejarah kehidupan Yesus. Jadi hal ini tidak perlu diperdebatkan. Tapi banyak pihak tidak mengakui sejarah yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah, dan mereka membantah bahwa Dia bangkit dari kematian.

Ada banyak pendekatan terhadap kebenaran tersebut. Sebelum kita melihat hal ini dari pendekatan firman Tuhan, mari kita lihat isu ini dari sudut pandang sejarah.

Yesus Mati

Yesus mati di kayu salib. Hal ini perlu diluruskan karena beberapa pihak berargumentasi bahwa Yesus tidak benar-benar mengalami kematian fisik saat disalib. Mereka berpendapat bahwa Yesus hanya pingsan, lalu ia kemudian bangun dan keluar dari kubur. Mereka berpendapat bahwa setelah mengalami semua siksaan dan penderitaan fisik yang Yesus alami, Dia terbangun dari pingsannya, membuka kain yang membungkus tubuhnya, menggulingkan batu lalu pergi.

Tidak mungkin! Tapi bagi mereka yang mencari jawaban yang rasional, mereka akan lebih mempercayai sesuatu yang irasional daripada menerima kenyataan yang ajaib. Penderitaan fisik yang Yesus alami dan juga trauma tubuhnya tidak terhindarkan lagi. Penderitaannya dimulai saat berada di taman Getsemani, dimana dia berkeringat bercampur darah, kondisi fisik ini ditulis di Lukas 22:44. Apa yang Yesus alami, di dunia medis dikenal sebagai hematidrosis, dimana pembuluh kapiler di kelenjar keringat pecah dan membuat kulin menjadi sangat rapuh dan sensitive terhadap sentuhan. Kondisi ini jarang terjadi, tetapi bisa dialami seseorang saat mengalami tekanan stress yang ekstrim.

Tak lama setelah itu, Yesus ditangkap, kemudian di interogasi dalam serangkaian “pengadilan” dalam satu malam. Yesus kemudian dicambuk dengan cemeti yang akan merobek kulit punggung-Nya (Yohanes 19:1). Tentara kemudian membuat sebuah mahkota duri dan memakaikannya di kepala-Nya, dimana duri-duri itu menembus kulit kepalanya. Di tangan prajurit Romawi itu, Yesus kemudian di pukuli.

Kemudian mereka membawa Yesus ke Golgota dengan kayu salib harus dipanggulnya. Di Golgota, Yesus kemudian di paku di kayu salib. Dunia kemudian menyaksikan tubuh-Nya yang telah tercabik-cabik itu tergantung di kayu salib selama berjam-jam. Kata menyiksa dalam bahasa Inggris yaitu excruciating – yang secara literal berarti “keluar dari salib” - berasal dari kata penyaliban (crucifixion).

Setelah menjalani siksaan yang begitu berat, dapatkah Anda bayangkan Yesus memiliki kekuatan untuk mengangkat batu yang begitu besar yang menutupi kubur-Nya, membuka kain yang membungkus-Nya? Tidak bisa bukan.

Ada yang mengatakan bahwa Yesus tidak pernah dikuburkan, tetapi melalui sebuah rencana yang rumit membuat Dia seolah-olah disalibkan dan bangkit kembali. Mungkin Dia memiliki saudara kembar; mungkin Ia digantikan oleh Yudas; mungkin anggur yang diberikan saat Ia disalib adalah obat penenang yang membuat-Nya tidur; atau mungkin para tentara itu dibayar untuk berbohong tentang kematian Yesus. Mungkin…

Orang-orang yang tidak mau mempercayai bahwa Yesus adalah Anak Allah akan membuat berbagai dugaan untuk menyangkat kematian dan kebangkitan-Nya.

Para musuh Yesus itu, bagaimanapun juga, pasti membuktikan bahwa Yesus telah benar-benar mati. Mereka melakukan verifikasi atas kematian-Nya. Sekumpulan orang menjadi saksi mata seluruh kejadian itu. Seorang prajurit Roma menikam lambung Yesus dan menyebabkan air dan darah mengalir keluar dari tubuh-Nya. Terpisahnya air dari darah membuktikan bahwa kematian fisik telah benar-benar terjadi. Para algojo, yang telah terbiasa dengan tanda-tanda kematian, telah memastikan bahwa Yesus telah mati. Tidak ada keraguan lagi di pikiran para Algojo itu bahwa Yesus telah mati.

Teman-teman Yesus setuju dengan pendapat itu, bahwa Yesus telah mati. Yufuf dari Arimatea dan Nikodemus mengambil tubuh Yesus dan menyiapkan penguburan-Nya; mereka tahu bahwa Dia telah mati. Murid-murid yang tidak mau percaya bahwa Dia telah pergi benar-benar diyakinkan bahwa Yesus telah mati.

Yesus disalibkan dan Dia telah mati di salib.

(Bersambung ke bagian 2)

Sumber : disadur dari buku  Experiencing the Resurrection: The Everyday Encounter That Changes Your Life karya Henry and Melvin Blackaby

Halaman :
1

Ikuti Kami