1 Kapal, 2 Nahkoda, Mungkinkah?

Marriage / 20 March 2012

Kalangan Sendiri

1 Kapal, 2 Nahkoda, Mungkinkah?

Budhi Marpaung Official Writer
22564

Jika dapat diibaratkan dengan sesuatu, bahtera rumah tangga itu seperti halnya kapal yang berada di lautan dan menuju satu tujuan. Setiap orang di dalamnya memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing agar bisa sampai ke tempat yang dituju.

Suami atau ayah berperan sebagai nahkoda, istri atau ibu berperan sebagai co-nahkoda, dan anak-anak merupakan para kelasi yang siap membantu kedua orangtuanya. Jika masing-masing dari peran ini tak berjalan dengan semestinya maka sudah dapat dipastikan, apa yang menjadi target dari pelayaran mereka ini tidak akan pernah tercapai.

Yang sering menjadi persoalan di dalam sebuah kapal (bahtera rumah tangga) biasanya bukanlah antara para kelasi (anak-anak) dengan nahkoda (ayah/suami) atau co-nahkoda (ibu/istri), tetapi justru antara nahkoda dengan co-nahkodanya. Mengapa bisa begitu? Ada dua jawabannya: pertama, nahkoda merasa paling tinggi/paling tahu dibandingkan co-nahkoda; kedua, co-nahkoda merasa ialah yang seharusnya menjadi nahkoda dibandingkan nahkoda yang sebenarnya.

Apabila sudah begini keadaannya maka sudah dipastikan kapal mengalami gangguan/masalah. Untuk jawaban pertama misalkan, meski terlihat ideal yakni nahkoda di kapal hanya satu (suami/ayah), tetapi pengabaian terhadap peran co-nahkoda (istri/ibu) juga dapat berakibat fatal.

Ingatlah, bahwa kapal bisa sampai tujuan bukan karena mesin atau nahkoda yang menjalankannya, tetapi ada pihak lain seperti co-nahkoda (istri/ibu) dan para kelasi (anak-anak) yang membantu. Co-nahkoda di kapal berperan memberikan masukan kepada nahkoda tentang hal-hal yang mungkin masih membimbangkan hati nahkoda atau mengingatkan nahkoda kalau arah kapal (akan) keluar dari jalur. Bahkan, di situasi yang darurat seperti nahkoda mengalami masalah yang membuatnya tidak bisa mengemudikan kapal, co-nahkoda bisa menggantikan tugas sang nahkoda -  untuk sementara waktu.

Saling mengerti bagiannya masing-masing di dalam kapal (bahtera rumah tangga) adalah hal yang sangat baik karena itu akan membawa kapal sampai kepada tujuan yang Tuhan sudah taruhkan kepada Anda berdua. Jadi, bila Anda adalah seorang suami yang sedang membaca artikel ini, penulis mendorong supaya Anda mau mengambil bagian sebagai nahkoda kapal seperti yang Tuhan kehendaki dari sejak semula. Sementara, bila Anda adalah istri, penulis mendorong agar Anda dapat menjadi co-nahkoda yang setia menemani/mendampingi suami dalam segala situasi dan keadaan.

Akhirnya, penulis mengucapkan selamat menikmati peran Anda dan juga kapal Anda. Tuhan Yesus memberkati.

Sumber : jawaban.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami