Kehancuran Bahtera Keluarga Ruhut-Anna yang Tak Terelakkan

Suatu rumah tangga dimana salah satunya tidak lagi menghormati hubungan itu, selalu akan mengakibatkan pihak lainnya menderita. Anna Rudhiantiana Legawati (50), istri dari Ruhut Sitompul atau Anna Boru Torang inipun mengalaminya. Bukan hanya dia, putra mereka yang bernama Christian Husen Sitompul (20), kerap menumpahkan kekesalan kepadanya terkait sikap ayahnya tersebut yang tak lagi memberikan perhatian.

Ketidakpedulian Ruhut kepada anaknya terlihat ketika Christian bertemu Presiden Bambang Yudhoyono setelah menjuarai Special Olympic. Christian mendapat medali emas setelah menjadi yang tercepat dalam renang gaya bebas 50 meter. Ruhut tidak mendampingi anaknya sendiri dalam pertemuan itu, padahal Ruhut mengaku dekat dengan keluarga istana.

Menurut Anna, perubahan sikapnya ini terjadi pasca perselingkuhan dengan perempuan lain yang bernama Diana Leovita (30) sehingga akhirnya keduanya pun menikah pada tahun 2008. “Kalau dia (Christian) lagi sebel, dia selalu bilang, ‘Ma, cari Ruhut baru,’” kata Anna seusai diperiksa sebagai saksi pelapor di Bareskrim Polri terkait langkah hukum yang dia ambil pekan lalu. Anggota Komisi II DPR dari Partai Demokrat itu dilaporkan dengan Pasal 263 KUHP tentang pemalsuan dokumen, Pasal 279 KUHP tentang menghilangkan status perkawinan, Pasal 284 KUHP tentang perzinahan, dan Pasal 45 PP Nomor 9 tahun 1975 tentang perkawinan.

Seperti diberitakan, Anna sudah hidup bersama Ruhut setelah menikah di gereja di Medan, Sumatera Utara pada 10 Maret 1990. Keduanya lalu melakukan pernikahan secara adat Batak di Medan pada Juni 2001. Saat itu, Anna beragama Islam dan Ruhut beragama Kristen. Karena berbeda keyakinan itulah, mereka menikah kembali di Sidney, Australia pada tanggal 27 Juni 1998. Dari pernikahan itu, keduanya dikaruniai seorang anak bernama Christian ini, yang terlahir down syndrome. Ruhut tak mengakui Anna dan Christian dalam biodata di DPR. Ruhut hanya mengakui Diana sebagai istri dan memiliki dua anak. Atas sikap Ruhut itu, Anna akan melaporkan ke Badan Kehormatan DPR.

Setiap orang yang berkeluarga itu sering dibilang bagaikan sedang mengemudikan sebuah perahu. Setiap nakhoda harus menjaga agar perahunya tetap stabil meski dalam badai sekalipun. Nakhoda tidak bisa terfokus pada dua perahu, karena kalau tidak maka perahu yang satu akan tidak terurus. Dengan menjaga perahu, otomatis nakhoda juga menjaga orang-orang yang ada di dalam perahu itu.

Sumber : kompas/lh3

Halaman :

1

1. Cahaya Bagi Negeri
2. Daily Devotional
3. Nabi Palsu
4. Khotbah Tentang Bersyukur
5. Punya Tujuan Hidup Umur Lebih Panjang

Related Articles