Bencana Menerjang, Robot Ini Siap Datang

Nasional / 27 March 2011

Kalangan Sendiri

Bencana Menerjang, Robot Ini Siap Datang

daniel.tanamal Official Writer
3692

Sistem terbaru berupa robot yang bisa terbang secara otonom kini sedang dikembangkan oleh Federal Institute of Technology in Lausanne (EPFL). Robot terbang ini bisa membentuk jaringan darurat nirkabel yang lebih cepat, lebih bisa diandalkan, dan lebih terjangkau. Hal ini dilakukan agar ketika semua hal lumpuh saat bencana terjadi, termasuk sistem komunikasi jaringan komunikasi di area bencana akan aman dari gangguan.

Dirilis CNN, robot ini bagian dari Swarming Micro Air Vehicle Network (SMAVNET) atau  proyek riset Laboratory of Intelligent Systems (LIS) EPFL yang bertujuan mempelajari kecerdasan binatang, meniru dan perilaku kolektif koloni binatang atau serangga. "Tujuannya, untuk menciptakan sebuah sistem yang dapat diterapkan dalam skrenario bencana. Kami memulai penelitian di EPFL pada robot yang terispirasi biologi pada tahun 2001, mulai dari robot serangga yang bisa menghindar dari kemungkinan menubruk dinding atau tanah. Setelah sukses, kami melangkah maju dengan melakukan penelitian di luar ruangan." kata ilmuwan riset LIS, Jean-Christophe Zufferey.

Sebagai bagian dari proyek SMAVNET pembuatan robot " flying wing" atau "sayap terbang" satu dari 10 perangkat yang diterbangkan secara bersamaan dibuat. Sayap-sayap terbang itu dibuat dari busa plastik ringan bertenaga baterai lithium di motor belakangnya. Micro Air Vehicles (MAVs) -- demikian ia dinamakan, diluncurkan seperti Frisbee. Setelah mengudara, sistem autopilot akan mengontrol ketinggian, kecepatan, dan laju beloknya. Di saat yang sama  MAVs menghindari tabrakan udara dengan berkomunikasi satu sama lain melalui sensor aliran optik.

Sensor yang dipasang di depan setiap MAV, memungkinkan untuk mendeteksi jarak antara obyek dan  berubah arah jika mereka terlalu dekat satu sama lain. Inspirasinya berasal dari kerumunan semut yang berjalan beriringan dari sarang mereka ke sumber makanan.  "Sensor mirip dengan yang ditemukan di sebuah mouse komputer - mereka benar-benar detektor optik bagus," kata Zufferey. Robot terbang kecil memiliki keunggulan daripada perangkat jaringan di atas tanah. Setidaknya, medan pasca bencana yang sulit tak lagi jadi halangan. Alat ini juga tak tergantung sensor yang mahal atau peralatan lahar.

Namun, alat ini belum sempurna. Perlu sejumlah modifikasi. Sebaliknya, ada keuntungan dari ukuran pesawat yang kecil -- yang beratnya sekitar 420 gram, yakni tidak akan menyebabkan kerusakan jika menabrak sesuatu atau orang. Tak hanya menyediakan jaringan komunikasi saat bencana, pesawat ini juga bisa digunakan dalam berbagai misi; foto udara, pemetaan 2D dan 3D, juga untuk pemantauan lingkungan. Kapan produk ini bisa dipasarkan? Kata Zufferey, tunggu hingga dua sampai empat tahun mendatang.

Sumber : Berbagai Sumber/DPT
Halaman :
1

Ikuti Kami