Kristen Malaysia Bertahan Di Tengah Tekanan

Internasional / 10 November 2010

Kalangan Sendiri

Kristen Malaysia Bertahan Di Tengah Tekanan

Lestari99 Official Writer
16922

Hidup sebagai orang Kristen di negara Muslim dapat membawa resiko yang berat dan penderitaan.

Malaysia adalah negara yang menghadirkan dirinya sebagai model dari moderasi Islam. Namun masih banyak mantan Muslim yang mengatakan bahwa mereka dianiaya setelah menemukan Kristus.

Sebuah tempat perkemahan terpencil yang berjarak dua jam perjalanan dari ibukota Kuala Lumpur merupakan tempat dimana beberapa orang Kristen yang berasal dari Muslim dimasukkan ke tempat ini untuk dipaksa kembali ke Islam.

Pemerintah Malaysia menyebut fasilitas ini dengan sebutan – retreat centers. Orang Muslim secara sukarela datang ke tempat itu untuk menguatkan iman mereka.

Salah seorang Kristen yang tidak ingin disebutkan namanya karena ia takut akan dimasukkan kembali ke dalam salah satu fasilitas ‘pemurnian iman’ mengatakan, “Mereka jelas sangat marah dan ingin membunuh saya, tetapi mereka tidak merugikan saya secara fisik. Saya tahu banyak yang mengalami apa yang saya alami. Mereka memaksa Anda untuk membaca doa Islam dan Qur’an, dan melakukan semua hal yang harus Anda lakukan sebagai seorang Muslim.”

“Mereka berusaha memaksa kita untuk mempercayai apa yang tidak dapat kita percayai,” lanjut pria tersebut. “Pusat-pusat pendidikan ulang seperti itu berasal dari kuasa kegelapan.”

Nathan (bukan nama sebenarnya), mengatakan ia kehilangan harta, pekerjaan dan keluarga setelah pihak berwenang mengetahui ia telah menjadi orang Kristen. Sampai saat ini Nathan masih bersembunyi dari pemerintah sehingga identitas aslinya harus dilindungi.

“Saya telah kehilangan semuanya (tapi) apakah itu penting? Maksud saya, Yesus berkata melalui firman-Nya bahwa kita harus mencari harta yang kekal,” jelas Nathan. “Saya harus membayar harga untuk itu dan saya tidak keberatan untuk membayar harga itu... bahkan jika itu berarti saya harus kehilangan hidup saya.”

Secara tradisional, Melayu adalah Muslim. Lima tahun yang lalu, kurang dari 200 orang Kristen Melayu di negara ini. Saat ini, diperkirakan sekitar 1.000 atau lebih orang Kristen Melayu di negara ini.

Pertumbuhan ini pun menjadi target dari pemerintah dan departemen keagamaan Malaysia.

Musim panas lalu, para pejabat menghentikan pembangunan gedung gereja di negara bagian Kelantan.

“Kepala Departemen Agama berkata, ‘Tempat ini adalah tempat Muslim, dan semua orang-orang di sini adalah Muslim. Jadi Anda tidak punya hak untuk datang dan menginjili orang-orang di sini’,” kenang Pastor Luzone dari Kuala Betis Church.

Luzone mengatakan sebagian besar penduduk setempat bukanlah Muslim, dan mereka yang telah menjadi Kristen memerlukan gedung gereja.

“Kami telah berkumpul di rumah-rumah dan terkadang di bawah pohon, tapi kami ingin memiliki tempat tersendiri untuk beribadah,” ujarnya. “Tapi saya percaya, apapun harga yang harus kami bayar sebagai orang Kristen di sini, kami akan tetap menjadi pengikut Yesus.”

Dan keyakinan yang teguh ini telah menginspirasi banyak Kristen Melayu lainnya untuk membagikan iman mereka kepada orang lain.

Seorang penginjil mengatakan umat Islam yang marah telah memukuli dirinya dan merusak mobilnya. Namun, ia tetap bertahan dari tekanan karena banyak orang di bangsanya yang menerima pesan Injil.

“Ketika saya berdoa untuk orang yang sakit, terkadang kami melihat kesembuhan secara instan,” ujarnya. “Orang-orang terkagum-kagum dengan mukjizat dan mereka ingin mendengar tentang kuasa yang berada di balik penyembuhan. Mereka pun kemudian menerima Yesus dengan mudahnya.”

Orang Kristen dari suku Temiar mengatakan bahwa kaum Muslim telah memikat orang-orang percaya di desa tetangga untuk menjauh dari Kristus.

“Saya memiliki seorang saudara perempuan yang tadinya Kristen telah menjadi Muslim saat ini,” ujar seorang wanita. “Orang Muslim datang dan memberi mereka uang, rumah dan persediaan makanan secara teratur.”

Namun, banyak orang Kristen dari suku Temiar tetap tegak bertahan.

“Tidak akan. Desa ini akan berdiri bagi Tuhan,” ujar seorang gadis Melayu.

“Siapa yang akan menjangkau orang-orang sebangsaku jika bukan saya?” tanya Nathan. “Sukacita di dalam Kristus melebihi penganiayaan. Sukacita untuk mencintai Kristus lebih dari apapun juga.”

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami