Paus Shenouda III Minta Maaf Kepada Muslim Mesir

Internasional / 27 September 2010

Kalangan Sendiri

Paus Shenouda III Minta Maaf Kepada Muslim Mesir

daniel.tanamal Official Writer
4861

Pemimpin Kristen Koptik Mesir Paus Shenouda III meminta maaf dalam sebuah wawancara televisi pada hari Minggu (26/9) ke umat Islam yang merasa tersinggung setelah uskupnya dilaporkan mempertanyakan keaslian beberapa ayat Alquran.

Pernyataan itu muncul dalam periode meningkatnya ketegangan di Mesir antara mayoritas Muslim dan minoritas Kristen yang merasa didiskriminasi. Permintaan maaf Shenouda datang satu hari setelah Universitas Al Azhar mengkritik Uskup Bishoy, pimpinan tertinggi kedua di Gereja Koptik, karena memprovokasi ketegangan sektarian.

Bishoy dikutip oleh media Mesir mempertanyakan tentang kerangka waktu diturunkannya ayat-ayat Alquran yang mempersoalkan sifat ketuhanan dari Yesus. Sang uskup dilaporkan mengatakan ayat-ayat itu dimasukkan setelah kematian Nabi Muhammad oleh salah satu penerusnya.

Ketegangan antara Muslim dan Koptik tengah meningkat atas isu-isu seperti pembangunan gereja baru dan argumen pahit mengenai kepindahan agama. Dua komunitas ini pada umumnya hidup damai, meskipun bentrokan dan serangan telah mengambil alih.

"Memperdebatkan keyakinan relijius adalah garis merah, itu adalah garis merah yang dalam," ujar Shenouda dalam wawancara yang ditayangkan TV pemerintah."Mungkin mereka mengira pidatonya hanya untuk para pendeta dan pernyataannya tidak akan dipublikasikan, dan untuk itu saya minta maaf jika saudara-saudara Muslim kami terluka perasaannya," ujarnya menambahkan.

Ribuan Muslim sendiri berdemonstrasi pada hari Jumat (24/9) atas pernyataan Bishoy dan Pusat Penelitian Islam Al Azhar menggelar rapat darurat untuk mengecam pernyataan uskup. "Pernyataan yang sembrono itu mengancam kesatuan nasional di saat penting untuk memeliharanya," bunyi pernyataan Al Azhar.

Menyikapi dan memaknai setiap pernyataan seyogianya dibarengi dengan pemikiran bijak dan terbuka. Penggunaan simbol agama sebagai alat landasan politis haruslah dihindari agar tidak terjadi kesalahpahaman. Percaya dan berpengharapan kepada Kristus adalah jawaban dari kehidupan yang penuh dinamika.

Sumber : suaramedia.com/dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami