God's Competitor

Kata Alkitab / 15 September 2010

Kalangan Sendiri

God's Competitor

Puji Astuti Official Writer
5764

Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya.. ~ Yeremia 9:23

Alkitab berkata tentang tiga hal yang bersaing dengan Tuhan untuk memperoleh posisi otoritas dan kekuasaan yang utama di dalam hidup dan hati kita, yaitu kekayaan, kekuatan, serta kebijaksanaan manusia. Ilah-ilah lain bisa menggantikan takhta Tuhan di dalam hati kita sehingga kepuasan kita tidak lagi di dalam Kristus melainkan di dalam diri kita sendiri. Keyakinan kita tidak lagi sepenuhnya di dalam Tuhan, tetapi di dalam diri kita dan kesanggupan kita pribadi. Saat ini terjadi, kita sudah jatuh di dalam kesombongan karena iman kita telah beralih dari Tuhan.

Dalam 1 Korintus 8:1, Paulus menghardik orang-orang yang sombong dan bangga akan hikmat, pengetahuan dan kepintaran mereka. Ini tidak berarti Paulus mengecilkan pentingnya pengetahuan. Ini tidak berarti Tuhan berkenan atas kemasabodohan atau irasionalitas. Yang dimaksudkannya di sini adalah bahwa apa yang kita pikirkan dan ketahui dapat mempengaruhi kita untuk tidak bergantung kepada Tuhan. Merasa diri kita pintar dan bijak, kita bergantung pada diri sendiri semata. Kita mulai sombong. Kita melupakan adanya pengetahuan di atas segala pengetahuan, yaitu hikmat Allah, yang didasari oleh kasih Allah dan yang hanya bisa kita peroleh melalui pewahyuan dari-Nya.

Uang atau kekayaan merupakan godaan terbesar yang berpotensi menjauhkan Anda dari Tuhan. Uang memampukan Anda untuk memperoleh sumber-sumber; uang membuat pintu-pintu terbuka bagi Anda. Lambang daripada kemapanan dan kesanggupan diri, uang bisa membuat kita sombong dan berpikir kita tidak lagi membutuhkan Tuhan. Tuhan menghardik orang Israel karena mereka percaya pada harta benda mereka untuk menjadi keamanan bagi masa depan mereka. Iman mereka bukan di dalam Tuhan yang menyediakan kasih karunia bagi mereka di masa depan, melainkan di dalam kekayaan mereka. Mereka lupa akan Tuhan, bahwa Tuhanlah yang memberikan kepada mereka kekuatan untuk memperoleh kekayaan (Ulangan 8:18).

Jika ketiga godaan untuk mengandalkan diri ini bersatu dan bertakhta di dalam diri kita, hasilnya adalah ateisme. Ateisme adalah puncak dari bentuk kesombongan, suatu kondisi di mana seseorang merasa dirinya yang paling hebat mengatasi segala sesuatu bahkan yang Mahatinggi. Seorang ateis tidak mengakui kedaulatan Tuhan; ia tidak mengakui adanya kekuatan yang lebih besar dari dirinya. Ia merasa tidak membutuhkan Tuhan; ia merasa cukup mengandalkan kesanggupan dirinya pribadi. Baginya menyinggung sekali kalau harus mengakui Tuhan yang lebih hebat karena ini menyinggung ego dan kemampuan dirinya. Sombong dan angkuh, ia adalah orang yang bergantung pada dirinya sendiri, yang tidak pernah melihat ke atas, hanya ke bawah dan ke dirinya sendiri (Mazmur 10:4).

Sesungguhnya segala sesuatu yang kita peroleh dan miliki berasal dari Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak bisa sombong seakan itu semua berasal dari diri kita pribadi. Semua terletak di tangan Tuhan untuk memberi atau mengambil, untuk mengarahkan berkat menghampiri Anda atau menjauh dari Anda. Kesanggupan kita untuk melakukan segala sesuatu pun oleh karena Kristus yang memberikan kekuatan kepada kita. Bukan karena kesanggupan kita pribadi. Karenanya kita seharusnya tidak bermegah di dalam diri kita sendiri (1 Korintus 4:7).

Namun jika kita hendak bermegah, bermegahlah di dalam Tuhan, karena kita memahami dan mengenal-Nya (Yeremia 9:24). Yang Tuhan inginkan dari kita adalah untuk kita intim dengan-Nya, sungguh-sungguh mengenal pribadi-Nya, serta untuk kita memahami dan memeluk identitas kita di dalam Kristus. Sebagai manusia yang diciptakan serupa gambar-Nya, kita didesain untuk menemukan kepuasan yang sempurna hanya dari Pencipta kita yang sempurna. Hal-hal lain dapat memuaskan kita tetapi hanya untuk sementara.

Kekuatan maupun kekuasaan kita bukanlah garansi akan keselamatan kita di masa depan (Mazmur 33:16-17). Hanya kasih karunia Tuhan yang tersedia bagi kita di masa yang akan datang yang bisa menjaminkan keselamatan kita; karena Tuhanlah perisai, batu karang, benteng kubu, dan menara kekuatan kita. Keyakinan dan pengharapan kita harus di dalam Tuhan. Tak peduli betapa besarnya kuasa atau kekuatan yang Anda miliki, jika Tuhan tidak berkenan, Anda tetap tidak akan selamat. Gideon dapat memenangkan pertempuran karena kasih karunia Tuhan, bukan karena banyaknya tentara yang menyertainya.

Peperangan orang Kristen setiap hari adalah peperangan melawan keangkuhan dan ketergantungan pada diri sendiri. Kesombongan intinya adalah mengenai isu kepada siapa kita percaya dan di mana kepuasan kita berada. Bagaimana cara kita memenangkan peperangan ini? Perjuangkanlah iman Anda di dalam future grace-Nya; itulah satu-satunya obat yang manjur untuk menyembuhkan kita dari kesombongan. Berserahlah kepada kedaulatan Allah dalam segala detail hidup Anda. Undang Dia masuk ke hati Anda, serahkan seluruh diri Anda: hati, pikiran, kehendak Anda pada-Nya dan gantungkanlah hidup Anda seratus persen pada janji-janjiNya yang tidak pernah gagal. Dimana ada kasih karunia melimpah, ada kuasa luar biasa tersedia.

Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.~  Tawarikh 16:9a

Sumber : Ps. Indri M Gautama
Halaman :
1

Ikuti Kami