Metode Cinta Tegas Mendisiplinkan Anak

Parenting / 5 May 2010

Kalangan Sendiri

Metode Cinta Tegas Mendisiplinkan Anak

Lois Official Writer
4252

Sejak ratusan tahun silam sampai sekarang ini kita mengenal tiga cara untuk menerapkan disiplin. Mula-mula, memukul dan menyakiti dipakai sebagai cara untuk membuat anak menurut dan bersikap baik. Ketika tidak lagi diterima, digantikan dengan upaya membangkitkan rasa bersalah untuk mempermalukan anak sehingga dia merasa malu dan tidak mau berbuat hal seperti itu lagi. Cara lain yaitu dengan pengucilan atau isolasi. Berdasarkan kenyataan tentang pengaruh kurungan penjara terhadap orang dewasa, pengucilan pun tidak membuahkan pelajaran yang baik.

Ada cara lain yang melampaui cara-cara di atas. Cinta dengan sikap tegas mengedepankan disiplin yang merupakan upaya untuk melibatkan diri serta mendidik. Disiplin bukan upaya untuk menjatuhkan hukuman. Anda tak akan pernah satu kali pun merasa perlu memukul atau menyakiti anak Anda.

Cinta tegas ini berarti menghadapi anak secara langsung dan membiarkannya mengatasi situasi yang tidak menyenangkan, tanpa mengakibatkan rasa sakit. Tujuan satu-satunya yaitu membantu anak menemukan cara yang lebih baik untuk menghadapi sekaligus mengatasi masalahnya.

Berikut merupakan cara untuk menerapkan cinta ini.

Persiapan. Tanyalah pada diri sendiri, “Apa yang salah? Aku menginginkan mereka  melakukan apa untuk memperbaiki kesalahan itu?” Dengan kata lain, Anda perlu punya sasaran yang jelas sebelum mulai.

Belajar berdiri diam untuk berpikir. Pelajaran seperti ini patut diberikan kepada anak yang melanggar sikap baik yang seharusnya ditunjukkannya karena pada dasarnya pelajaran ini merupakan kecakapan juga. Saat menerapkan metode ini pada anak kecil yang baru belajar berjalan, Anda cukup membawanya ke suatu tempat yang sesuai menurut Anda, kemudian sambil memegang kedua bahunya Anda bisa mengatakan,”Aku akan membolehkanmu pindah dari sini kalau kau bisa tenang.”

Anda bisa membebaskannya begitu ia menunjukkan sikap mengendur atau mengucapkan permintaan maaf. Gunakan cara yang mudah dipahami anak seusia ini, misalnya jika dia melemparkan mainannya ke tembok, minta dia untuk menaruh mainan itu ke dalam kotaknya, bawalah kotak itu ke dekatnya.

Percakapan. Terhadap anak yang berusia dua atau tiga tahun lebih, yang paling penting dalam mendidiknya adalah percakapan antara dirinya dengan Anda. Jangan lupa, ia harus bisa meyakinkan bahwa sikapnya akan berubah. “Berdiri di situ dan pikirkan apa yang telah kaulakukan sehingga kau terkena masalah ini. Kalau kau sudah mengerti mana sikapmu yang keliru, katakan, baru setelah itu aku mau membicarakannya denganmu.” Kalimat seperti ini merupakan contoh kalimat yang dapat Anda katakan agar anak Anda dapat menghadapi masalahnya sendiri dan mengatasinya.

Ajukan pertanyaan. Setelah itu, ajukan pertanyaan seperti, “Apa yang telah kau lakukan?” Mengakui perbuatan adalah penting. “Apa yang kau rasakan atau butuhkan sehingga kau berbuat itu?” dan “Apa yang seharusnya kauperbuat supaya kau bisa memperoleh yang kau butuhkan?” Pertanyaan-pertanyaan seperti ini membuatnya mampu berpikir untuk memecahkan masalahnya. Jikalau pun belum bisa, Anda dapat memberikan penjelasan dan menunjukkan jalan keluarnya lebih dahulu. “Setelah kejadian ini, apa yang akan kau lakukan?” Ini untuk memperoleh rasa tanggung jawab si anak. Lalu perkataan “Coba buktikan!” adalah bukti dari perkataan yang sudah dia katakan.

Arahkan proses ini ke suasana yang menyenangkan. Mungkin di awal Anda akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengajari anak Anda. Namun akhirnya, Anda bisa mengetahui bahwa metode ini berhasil karena pada akhir prosesnya Anda akan merasa lebih enak dan anak Anda pun demikian. Semua pihak akan merasa bebannya diringankan.

Nah, siapkan diri Anda menjadi orangtua yang mampu mendidik anaknya dengan baik dan benar. Dan lakukan yang terbaik.

Sumber : Buku Mendidik Anak dengan Cinta/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami