Sukacita Sejati

Kata Alkitab / 17 February 2010

Kalangan Sendiri

Sukacita Sejati

Lestari99 Official Writer
9330

Sukacita merupakan hal yang agak langka hari-hari ini. Mengapa saya katakan demikian? Karena beratnya himpitan ekonomi, banyak sekali orang kehilangan sukacita. Apakah sukacita itu? Sukacita merupakan suatu kondisi hati yang meluap dengan syukur, bukan karena kondisi tetapi karena merupakan suatu kesadaran.

Sukacita berbeda dengan gembira, senang, atau bahagia. Gembira, senang, atau bahagia timbul karena sesuatu yang terjadi di luar diri: kondisi ekonomi yang membaik, mendapat pasangan hidup, anak-anak selalu sehat, suami/istri yang mendukung, dan seterusnya.

Sukacita jauh melebihi gembira, senang, atau bahagia. Sukacita adalah keputusan. Ya, suatu bentuk kesadaran kita untuk memutuskan bahwa kita memang ingin bersukacita, tanpa menghiraukan kondisi yang kita alami.

Sumber sukacita ada di dalam hati Anda. Ya, Anda tidak perlu jauh-jauh mencari sukacita itu, apalagi harus membayar mahal. Biaya bersukacita adalah gratis. Ya, ini menyalahi hukum kedua Ekologi: "There is nothing such as a free lunch." ("Tidak ada makan siang yang gratis."). Hal yang menarik adalah saat kita mengikut Tuhan, kita diajarkan hal-hal radikal yang bertentangan dengan hukum alam, ilmu pengetahuan, bahkan akal sehat.

Karena sukacita merupakan sikap hati dan bukan kondisi, itu sebabnya dalam Alkitab diajarkan bagi kita untuk bersukacita, dan bukan bergembira. Sukacita merupakan suatu hal yang mutlak kita miliki. Sukacita merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Bagaimana supaya kita dapat bersukacita? Setidaknya ada beberapa langkah yang dapat ditempuh:

1. Mintalah itu kepada Tuhan (Yohanes 16:24)

Tidak dapat dipungkiri, kita sebagai manusia penuh dengan keterbatasan. Saat kita berbenturan dengan keterbatasan kita, dengan kondisi-kondisi yang serba menyulitkan, saat kita sulit untuk bisa bersuka cita: mintalah sukacita itu dari Tuhan.

2. Pilihlah untuk senantiasa bersukacita dan tidak kuatir (Filipi 4:7)

Hal ini bicara tentang pilihan dan keputusan. Hidup Anda ditentukan oleh pilihan dan keputusan Anda. Kondisi dan situasi boleh saja jungkir balik sesukanya, tetapi apa yang ada di dalam hati Anda tergantung pada pilihan dan keputusan Anda.

Orang  lain bisa saja menyakiti Anda. Orang lain bisa saja menghina Anda. Orang lain bisa saja menganggap Anda rendah. Tetapi adalah keputusan Anda memilih untuk tetap bersukacita atau untuk berdukacita saat orang berlaku buruk pada Anda.

3. Menuruti perintah Tuhan: taat kepada semua perintah Tuhan (Yohanes 15:10-11)

Ya, dengan kita taat pada semua perintah Tuhan, kita akan hidup dalam kasih-Nya. Saat kita hidup dalam kasih-Nya, Tuhan bersukacita dan sukacitanya tinggal dalam kita sehingga sukacita kita menjadi penuh. Puji Tuhan! Hal yang indah sekali.

Semua persoalan boleh terjadi, namun sukacita adalah hak kita. Sudahkah Anda memilih untuk bersukacita? Amin.

Halaman :
1

Ikuti Kami