Gawat, Ada Wanita Keranjingan Aborsi

Nasional / 17 October 2009

Kalangan Sendiri

Gawat, Ada Wanita Keranjingan Aborsi

Tammy Official Writer
3583
Di saat dunia sedang riuh-rendahnya pro-kontra aborsi, Irene Vilar justru meluncurkan buku memoarnya yang menceritakan pengalamannya yang sudah menjalani 15 kali prosedur aborsi dalam waktu 17 tahun.

Irene yang berasal dari Denver, Colorado AS ini mengungkapkan bahwa ia melakukan aborsi bukan karena alasan kemiskinan atau takut tetapi sebagai suatu aksi protes terhadap "kontrol" suaminya yang tak menginginkan anak.

Rangkaian kehamilan dan aborsi yang dilewatinya berawal ketika dia berusia 16 tahun dan berakhir saat usia 33 tahun, yang juga diwarnai sejumlah percobaan bunuh diri. Irene yang tergolong anak dengan kemampuan akademik istimewa masih sekolah berasrama di New Hampshire. Pada usia 15 tahun ia diterima di sebuah universitas di New York. Setahun kemudian, ia jatuh cinta dan menikah dengan seorang professor sastra Amerika Latin yang berusia 50 tahun. Sang professor itu menolak untuk memiliki anak.

Irene mengatakan bahwa pria itu membual hubungannya (dengan perempuan) tak pernah lebih lama dari lima tahun dan punya anak akan membunuh hasrat seksual. Sebagai bentuk pembangkangan, kata Vilar, ia sengaja tidak mau minum pil KB. Akibatnya, ia mengalami kehamilan berulang-kali dan maka itu ia pun berkali-kali mengaborsi janinnya.

Pengakuan perempuan berusia 40 tahun itu menuai kecaman dari para aktivis anti-aborsi (pro-life) di internet, termasuk ancaman hukuman mati dan permintaan agar Vilar dipenjara.

Buku memoarnya yang berjudul "Impossible Motherhood: Testimony of an Abortion Addict" menimbulkan kontra juga bagi pendukung pro-choice, mereka mengatakan buku Vilar memicu pertanyaan tak nyaman tentang aborsi sebagai sebuah bentuk pengendalian kelahiran.

Irene VilarDalam bukunya, Vilar juga mengungkapkan bahwa dia dihantui oleh masa lalu yang tragis. Neneknya, seorang nasionalis Puerto Rico dipenjara selama 25 tahun setelah menyerang gedung Capitol AS dengan sebuah senjata tahun 1954. Neneknya itu dihukum karena percobaan menggulingkan pemerintah dan dipenjara selama 25 tahun sebelum akhirnya mendapat pengampunan dari Presiden Jimmy Carter tahun 1979.

Vilar berusia delapan tahun ketika ibunya bunuh diri dengan melompat dari mobil yang sedang bergerak dan tewas dua jam kemudian. Saat kejadian itu, ayahnya terus mengendarai mobil sementara Vilar kecil mencoba menarik ibunya. Dua orang saudara Vilar juga pecandu narkoba.

Tragis memang kehidupan yang sudah dilewati Irene Vilar, tetapi amat disayangkan pilihan hidupnya adalah hal yang menyakitkan juga bagi 15 janin yang pernah dikandungnya. Wanita memang berhak memiliki tubuhnya, tetapi hak itu bukanlah hak yang sembarang karena kita harus menjaga tubuh kita itu sendiri. Wanita mendapat hak istimewa untuk menyimpan benih dan melahirkannya. Rahim wanita adalah ‘tempat' istimewa akan kehidupan yang baru yakni anak manusia. Mungkin... itulah yang tak disadari oleh Irene Vilar...
Sumber : kompas.com/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami