Terlalu Sibuk Untuk Tuhan

Career / 9 September 2009

Kalangan Sendiri

Terlalu Sibuk Untuk Tuhan

Tammy Official Writer
2753
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. - Efesus 2: 8

Kebanyakan orang akan menyebut saya seorang pencapai berlebih, sebuah label yang menurut saya adalah konotasi positif. Saya menikmati untuk tetap sibuk. Itu membuat saya merasa produktif. Menjadi produktif juga sering ditranslasikan menjadi pencapaian gol-gol, dimana tipikalnya mengarah ke sejenis reward (ganjaran, red). Itu adalah sebuah lingkaran yang menarik, dan satu yang saya praktikkan cukup sering dalam hidup saya.

Dalam hidup saya, saya telah menemukan bahwa keuntungan-keuntungan dengan menjadi seorang pencapai berlebih (overachiever, red) umumnya melebihi kerugian-kerugian. Kesenangan yang saya dapatkan dalam mencapai gol seringnya berhargakan hari-hari panjang dan malam-malam tanpa tidur. Di sepanjang hidup saya, saya telah diberi ganjaran (setidaknya menurut konsep dunia) untuk pencapaian-pencapaian saya. Baik apakah itu pujian dari orang tua saya, penerimaan dari para guru, atau kemenangan-kemenangan di lapangan bola, pencapaian-pencapaian saya selalu terlihat diterjemahkan ke dalam nilai yang saya tawarkan pada dunia. Sebaliknya, saya memenuhi jadwal saya dengan aktifitas-aktifitas agar tetap sibuk, dan maka itu menjadi produktif.

Pada satu Februari beberapa tahun lalu, saya mencapai puncak dari gol-gol saya ketika saya diterima ke dalam salah satu dari sekolah bisnis top di negeri saya. Pada saat itu, saya tidak bisa membayangkan reward yang lebih sempurna dari semua kerja keras saya. Ditambah lagi, saya bertunangan dengan seorang pria luar biasa, dan kami sibuk menyiapkan pernikahan kami.

Hidup saya terlihat luar biasa, tentu saja itu adalah hasil dari kerja keras selama hidup saya (begitulah yang saya katakan pada diri saya sendiri). Tak sampai satu bulan selanjutnya, tak disangka, dunia kecil sempurna yang telah saya dapatkan begitu keras untuk dibangun tiba-tiba menjadi berantakan. Tunangan saya meninggal karena arrhythmia jantung. Saya mengingat saya terbangun di pagi selanjutnya bertanya-tanya mengapa saya bisa berada di tempat ini setelah semua yang saya capai dalam hidup saya.

Itu membutuhkan beberapa saat untuk saya untuk menyadari bahwa motivasi pola destruktif datang dari sebuah ketidak-amanan untuk menginginkan membuktikan kehadiran saya kepada dunia. Dan, ya, saya telah tergoda untuk bekerja keras untuk memperbaiki itu. Kabar baiknya adalah kita tidak harus memperbaiki diri kita sendiri, karena Tuhan telah melakukan pekerjaan itu sebelumnya kepada kita.

Wanita Sibuk - Busy WomanDalam Efesus 2:8, Paul mengingatkan kita bahwa itu adalah karena anugerah kita telah diselamatkan, tidak karena pekerjaan baik kita. Tuhan menginginkan kita untuk bekerja, menggunakan karunia-karunia yang Ia telah berikan kepada kita dan tidak hanya berdiam diri saja, tetapi kita harus mengingat bahwa kita menggunakan pekerjaan ini tidak dikarenakan itu akan menyelamatkan kita tetapi karena kita sudah diselamatkan sebelumnya. Motivasi kita untuk bekerja haruslah pengucapan syukur dan pujian akan kemurahan Tuhan. "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik" (ayat 10).

Poin Untuk Dipikirkan
Tak ada pencapaian atau tindakan yang kita lakukan akan menyelamatkan kita. Itu hanya dikarenakan karunia Tuhan bahwa kita telah diselamatkan.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Dipertimbangkan
1. Apakah Anda mencoba untuk mencapai gol-gol hanya untuk mencapainya? Apakah mencapai sebuah gol terkadang terasa lebih penting dibandingkan dengan alasan untuk mencapai gol tersebut?
2. Ketika Anda menganalisa kebiasaan bekerja dan jadwal Anda, apa yang Anda cari benar-benar memotivasi tindakan-tindakan Anda setiap harinya?
3. Dimana Anda mencari rasa kelayakan dan arti diri Anda sebagai seseorang? Apakah itu ditemukan dalam hal-hal yang Anda capai atau dalam kasih Tuhan kepada Anda?

Sumber : crosswalk.com
Halaman :
1

Ikuti Kami