Menghadapi anak ADHD

Parenting / 3 July 2009

Kalangan Sendiri

Menghadapi anak ADHD

agnes.faith Official Writer
3687

ADHD sendiri sebenarnya adalah kondisi neurologis yang menimbulkan masalah dalam pemusatan perhatian dan hiperaktivitas-impulsivitas, dimana tidak sejalan dengan perkembangan usia anak. Jadi disini, ADHD lebih kepada kegagalan perkembangan dalam fungsi sirkuit otak yang bekerja dalam menghambat monitoring dan kontrol diri, bukan semata-mata gangguan perhatian seperti asumsi selama ini. Hilangnya regulasi diri ini mengganggu fungsi otak yang lain dalam memelihara perhatian, termasuk dalam kemampuan membedakan reward segera dengan keuntungan yang akan diperoleh di waktu yang akan datang (Barkley, 1998).

Dalam rumah tangga, harus ada perencanaan struktur dan perilaku. Salah satu yang harus diperhatikan adalah jangan sampai menginjak garis agar tidak memadamkan spontanitas anak yang terlalu banyak. Perencanaan sesuatu mungkin terlihat bagus di atas kertas, tetapi seringkali tidak tahan lama.

Jika anak memilih untuk bekerja untuk mendapat hadiah, ia harus membuktikan hal itu. Rencana yang baik adalah menyiapkan agar anak dapat mencapai beberapa hal untuk  mengukur keberhasilan dari hari pertama.

Orangtua sering tergoda untuk menggunakan hukuman badani karena mereka merasa bahwa mereka kurang mendapat perhatian anak. Sebenarnya, kita harus menghindari terutama seperti hukuman di ADHD karena anak-anak mereka impulsif dan cenderung meniru sebuah tindakan kekerasan. Anda juga harus ekstra hati-hati untuk mengajarkan mereka untuk menghindari konflik dengan kekerasan.

TERAPI "BACK IN CONTROL (BIC)"

Program terapi "Back in Control" dikembangkan oleh Gregory Bodenhamer. Program terapi ini unik karena dikatakan lebih baik daripada intervensi reward/punishment bagi anak-anak dengan ADHD. Program ini berbasis kepada sistem yang berdasar pada aturan, jadi tidak tergantung pada keinginan anak untuk patuh. Jadi, program ini lebih kepada sistem training bagi orang tua yang kemudian diharapkan dapat menciptakan sistem tata aturan yang berlaku dirumah sehingga dapat merubah perilaku anak. Demi efektivitas program, maka nantinya orang tua akan bekerja sama dengan pihak sekolah untuk melakukan proses yang sama bagi anaknya, ketika dia di sekolah. Orang tua harus selalu melakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan dan konsisten atas program yang dijalankan. Begitu juga ketika program ini dilaksanakan bersama-sama dengan pihak sekolah maka orang tua sangat memerlukan keterlibatan guru dan petugas di sekolah untuk melakukan proses monitoring dan evaluasi.

Dalam program ini, tugas orang tua adalah:

  • Orang tua mendefinisikan aturan secara jelas dan tepat (kita perjelas apa yang kita mau, tidak kurang tidak lebih). Kita buat aturan sejelas mungkin sehingga pengasuh pun dapat mendukung pelaksanaannya tanpa banyak penyimpangan.
  • Jalankan aturan tersebut dengan ketat.
  • Jangan memberi imbalan atau hukuman pada sebuah aturan. Jalankan saja.
  • Jangan pernah berdebat dengan anak tentang sebuah aturan. Gunakan kata-kata kunci yang tidak akan diperdebatkan, misalnya "kamu harus.... meskipun....."

Beberapa masalah yang muncul dalam pelaksanaan program ini antara lain :

  • Kebanyakan orang tua kurang bersedia memberikan reward, sedikit yang benar-benar tidak memberikan hukuman.
  • Kebanyakan orang tua kesulitan menahan untuk berteriak ketika marah kepada anak mereka. Sebenarnya, hal ini justru membuat anak merasa menang dan mengalihkan anak dari aturan yang sebenarnya.

Demikian paparan ringkas tentang terapi BIC untuk penyandang ADHD dan untuk lebih jelasnya, saya mencoba menyusun satu program untuk satu kasus ADHD sebagai ilustrasi bagaimana terapi BIC diterapkan.

Sumber : ncpamd.com/klinis.wordpress
Halaman :
1

Ikuti Kami