Jangan Menunggu Sampai Mengerti

Kata Alkitab / 10 June 2009

Kalangan Sendiri

Jangan Menunggu Sampai Mengerti

Budhi Marpaung Official Writer
6361

Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yohanes 20:29)

Sebelum menjelaskan lebih panjang lebar, saya akan membuka dengan sebuah cerita mengenai pengalaman awal pelayanan penginjilan saya. Saat itu saya sedang melakukan pemberitaan injil di Argentina, tepatnya di sebuah kota kecil, Cordoba. Saya mengumpulkan orang-orang dan ketika itu jumlah orang yang berkumpul disana tidak terlalu banyak, yakni sekitar 20 orang dan berbicara mengenai kabar baik yang harus mereka dengar dari Tuhan Yesus.

Singkat cerita, ketika saya hampir selesai memberitakan kebenaran itu datanglah seorang dokter menghampiri dan berkata, "Orang muda, aku sungguh-sungguh berterima kasih atas berita kebenaran yang Anda sampaikan tadi. Anda kelihatan sangat berapi-api. Aku kira ini benar-benar patut diselidiki. Karena itu, tahukah Anda apa yang akan kulakukan? Aku akan membeli sebuah Alkitab (karena dokter tersebut belum memilikinya waktu itu), dan aku akan membacanya dan sungguh-sungguh berusaha untuk memahami isinya. Kemudian, kalau aku sudah memahaminya, dan bila memang seperti yang ternyata seperti yang Anda terangkan, aku akan menaruh percayaku kepada Yesus Kristus, karena aku betul-betul mempunyai seberapa keperluan."

Mendengar hal tersebut, saya yang ketika itu masih baru menjadi seorang penginjil menjawab, "Begini, Dokter, apa yang seharusnya Anda lakukan adalah taruhlah iman Anda pada Firman Allah. Kemudian baru Anda akan mulai memahami-Nya."

Namun, jawaban saya tersebut ditolak oleh Dokter tersebut dengan alasan bahwa dirinya terbiasa berpikir secara ilmiah. Mendengar hal itu, tentunya dengan meminta  hikmat dari Tuhan terlebih dahulu, saya menjawab, "Kalau begitu Anda pasti akan terus menerus bertanya-tanya sepanjang sisa hidup untuk mencoba memahaminya, karena Anda tidak akan pernah bisa memahami berita injil tersebut."

Kejadian diatas mungkin sama yang dialami oleh banyak dari kita. Terlalu sering kita memandang pada janji-janji Allah yang menyatakan bahwa Dia akan memberi kemenangan pada kita, atau Dia akan melengkapi segala keperluan kita; dan kita berkata, "Ya, tetapi aku belum bisa memahaminya." Kita bukannya mempercayai janji-janji tersebut, melainkan kita hanya menunggu terus sampai kita mampu memahaminya. Firman Allah mengatakan, "Orang benar akan hidup dengan iman."

Ingatlah bagaimana Tuhan telah menyatakan pada pengikut-pengikutnya dengan begitu gamblang: "Pada hari yang ketiga Aku akan bangkit kembali." Tetapi, sebagai manusia pada umumnya, mereka tidak mempercayai-Nya. Waktu Tuhan Yesus menyertai dua orang yang sedang berjalan ke Emaus, mereka begitu tidak percaya, sehingga mereka tidak lagi dapat mengenali-Nya.

Meskipun Tuhan ada bersama mereka, mereka tidak percaya bahwa yang sedang bersama mereka itu sebenarnya adalah Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati. Dia mencela mereka dalam Lukas 24, "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu yang telah dikatakan kepada para nabi!"

Memang tidak perlu bagi kita untuk memahami untuk memahami segala sesuatunya. Yang Tuhan minta hanya agar kita percaya. Namun, kita menolak untuk percaya. Kita ingin melihat bukti.

Kemenangan mungkin sekali Anda dan saya terima sekarang, tetapi kedewasaan merupakan hal yang harus diperoleh secara terus menerus. Untuk memperolehnya diperlukan waktu yang lama. Kita mungkin menikmati suatu hari yang gilang gemilang melalui Kristus hari ini dan besok, namun masih banyak lagi yang harus dipelajari dan banyak yang harus kita dapatkan selama kita bertumbuh. Untuk menjadi dewasa diperlukan waktu bertahun-tahun.

Kita harus terus menerus mempelajari tentang pribadi Allah tersebut agar bisa mengenal-Nya. Pengenalan kita akan Dia pun tidak pernah 100% terjadi. Kita hanya mengenal sedikit lebih baik, karena kita hidup dengan Allah. Tetapi, ini bukan berarti berarti bahwa kita tetap saja menjadi orang Kristen yang kalah sebelum kita memahami semuanya itu. Kita tidak akan pernah berkemenangan bila terus menerus menunggunya, karena kita tidak akan pernah bisa memahami semuanya itu selama kita tinggal di dunia ini.

Allah menginginkan kita untuk terus gerak maju. Dia menginginkan kita mempercayai-Nya secara penuh apapun kondisi yang terjadi. Percaya penuh artinya kita menyerahan kehidupan kita sepenuhnya dalam tangan dan rencana-Nya.

Allah tidak mempersoalkan seberapa lama Anda mengikuti Dia dan seberapa lama Anda mencoba untuk memahami Dia. Keinginan Allah adalah kesetiaan Anda untuk terus maju bersama-Nya, berjalan dalam rencana-Nya yang besar dan luar biasa.

Halaman :
1

Ikuti Kami