Yahya Jonathan: Bangkit Dari Keterpurukan

Family / 2 June 2009

Kalangan Sendiri

Yahya Jonathan: Bangkit Dari Keterpurukan

Budhi Marpaung Official Writer
8016

Tahun 1978, Yahya memulai karirnya di sebuah perusahaan tekstil. Disana, dia ditempatkan di sebuah bagian yang belum pernah diketahui sebelumnya.

"Saya ada di bagian mekanik disana. Lebih cenderung waktu luang saya habiskan dengan membaca. Saya lihat sangat berguna karena pada masa berikutnya, hal-hal yang saya pelajari sangat relevan dengan kebutuhan perusahaan," ujar Yahya membuka kesaksiannya.

Setelah beberapa tahun bekerja, karirnya semakin hari semakin menanjak luar biasa. Sebuah prestasi yang membanggakan untuk dirinya, yakni diberikan kesempatan menjadi asisten manajer.

Apa yang dicapainya saat itu merupakan jerih payah yang dikerjakannya selama bertahun-tahun. Namun, sekitar tahun 2001, Yahya memutuskan untuk keluar dari perusahaan yang telah banyak mendidiknya.

"Saya berpikir dari pengalaman itu seharusnya hidup ini bukan untuk diri saya sendiri. Akhirnya saya memutuskan untuk mengundurkan diri. Pada waktu itu memang pimpinan perusahaan menanyakan perihal pengunduran diri saya. Saya jawab masalah utamanya adalah panggilan jiwa saya,cukup disini, ayo berkarya buat orang lain,"

Atas ajakan beberapa teman, akhirnya Yahya mendirikan sebuah perusahaan. Bahkan dia ditunjuk untuk memimpin perusahaan itu. Beberapa bulan setelah perusahaan berdiri, timbul sebuah masalah yang mengguncang usahanya.

"Ya, bangkrut ini karena kami sudah membuat set begitu rupa dan orientasinya buat ekspor 100%, ternyata ordernya tuh nol, ga datang sama sekali. Kelabakan kita. Mustinya keluarin 30.000, keluarnya hanya 3.000, mana ketutup biayanya. Biayanya besar. Mati dah," ungkap Yahya.

Lewat teman lamanya, Yahya bangkit dan mulai menata kembali perusahaan yang hancur itu. Namun, nasib berpihak lain. Perusahaan yang baru saja didirikan kembali bersama dengan teman-temannya runtuh juga hanya dalam waktu 3 bulan.

Kerugian perusahaan yang dia kelola membawa dampak negatif dalam kehidupan Yahya.

"Saya betul-betul stres dan merasakan bahwa hal itu membuat hidup saya terganggu. Saya memang ga pandai menyembunyikan perasaan, tetapi sebisa mungkin tidak menyampaikan secara mendalam isi hati saya. Istri saya tidak tahu berapa uang perusahaan lagi. Tetapi, saya tahu kebutuhan buat keluarga, anak-anak sedang kuliah, perusahaan hancur, uang sudah hampir habis. Kepikiran, jual rumah dan mobil. Tetapi, pada waktu saya berpikir bekerja ke tempat lain, itu jawabannya tidak sama sekali," kenang Yahya.

Kejadian-kejadian yang dia alami membuat sebuah tanda tanya dalam dirinya. Akhirnya, Yahya datang kepada Tuhan. Pada saat tersebut, dia tumpahkan keluh kesah kepada Tuhan mengenai kondisi kehidupannya. Dan sesuatu mulai berubah dalam hidup Yahya.

Saat dia berseteru kepada Tuhan, Yahya mulai terbuka kepada istri. Mereka mulai bersepakat berdoa kepada Tuhan atas masalah apa yang sedang dihadapi.

Tuhan pun menguatkan diri Yahya bahwa rancangan tentang dirinya adalah rancangan yang penuh harapan dan itu dipercayainya. Tuhan membuka jalan dengan mengirimkan seorang sahabat yang tidak diduga oleh Yahya. Sahabat Yahya ini memberikan pinjaman uang kepada dirinya agar bisa membangun usahanya kembali.

Tuhan menjawab semua masalah Yahya sampai akhirnya Yahya bangkit dari keterpurukannya dan dapat menekuni bisnisnya kembali sampai saat ini.

"Saat ini, karyawan yang Tuhan percayakan hampir 200 orang dan ini luar biasa. Dan saya sudah merencanakan bisa expand ke luar. Saya ga mau kegagalan dulu menjadi kegagalan berikutnya. Saya tahu bahwa hanya Tuhan yang bisa membuat saya sukses dalam usaha ini. Saya mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang telah mempercayakan saya suatu produk, satu kesempatan kerja yang besar. Saya percaya dengan modal kerja dari Tuhan akan menghasilkan hasil kerja yang luar biasa," kata Yahya mengakhiri kesaksiannya.

(Kisah ini ditayangkan 01 Juni 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:
Yahya Jonathan
Sumber : V090601194033
Halaman :
1

Ikuti Kami