Menurut dia, kondisi tersebut terjadi karena adanya perbedaan yang jauh antara gaji yang ditawarkan oleh rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit swasta. Padahal saat ini, biaya pendidikan untuk menjadi dokter mahal. Para dokter umum juga cenderung memil ih melanjutkan menjadi dokter spesialis, daripada menjadi dokter PNS.
Terbatasnya pelayanan akibat kurangnya jumlah dokter spesialis diakui oleh Tolani (28), salah seorang keluarga pasien warga Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal. Ia mengaku harus memeriksakan ibunya, Qomariyah (50) ke dokter spesialis syaraf, setiap sepekan sekali.
Untuk mendapatkan giliran diperiksa, ia harus mengantri lama. Bahkan akibat banyaknya jumlah pasien, ibunya sempat kehabisan nomor urut, sehingga tidak bisa memeriksakan diri pada hari tersebut.
Ketua DPRD Kabupaten Tegal, Ahmad Husein mengatakan, pimpinan RSUD Dokter Soeselo harus mencari alternatif dan berinovasi untuk mendatangkan dokter spesialis. Hal tersebut harus terus diupayakan, agar pelayanan pasien tidak terganggu.