Dewan Gereja Global Memimpin Kunjungan Ke Daerah Keras Terisolasi India

Internasional / 18 October 2008

Kalangan Sendiri

Dewan Gereja Global Memimpin Kunjungan Ke Daerah Keras Terisolasi India

Tammy Official Writer
4371
Sebuah delegasi dari World Council of Churches (WCC), dipimpin oleh Sekretaris Umum Rev. Dr Samuel Kobia, mengunjungi India minggu ini sebagaimana Negara tersebut telah disaksikan terjadi penyerangan berskala besar atas minoritas Kristiani di beberapa bulan terakhir.

Pada sebuah pertemuan di Church of North India, Kobia dijadwalkan untuk tinggal di New Delhi pada hari Kamis dan Jumat dan membawakan pesan utama di CNI General Assembly, dimana mengambil tempat di Pathankot, bagian barat laut Punjab, 16-21 Oktober ini.

Agenda WCC juga termasuk pertemuan-pertemuan di Delhi dengan kepemimpinan dari Gereja Methodist di India, Konferensi Bishop Katolik, pemerintah negara-negara bagian.

Tolerance IndiaPerkunjungan Kobia sebagai pemimpin Kristiani seluruh dunia mengutuk serangan-serangan atas umat Kristiani oleh garis keras Hindu. Kekerasan memuncak setelah aktifis-aktifis Hindu menyalahkan warga Kristiani atas terbunuhnya pemimpin Hindu, yang mati di Orissa pada 23 Agustus. Meskipun pemerintah dan polisi India mengatakan bahwa Maois-lah yang membunuh pemimpin Hindu, para garis keras Hindu membalasnya dengan melawan warga Kristiani, hingga saat telah terbunuh 61 orang, luka-luka 18.000, 4.500 rumah hancur, 181 gereja terbakar dan rata.

Bulan lalu, komite eksekutif Dewan Gereja Se-Dunia menyatakan kepeduliannya "mengenai sinyal bertumbuhnya kekerasan komunal dan in-toleransi kepercayaan di India."

"Toleransi religius telah menjadi akar dasar dan tanda resmi dari peradaban dan sejarah India kuno," pernyataan dari komite eksekutif WCC pada pernyataan 26 September.

Selanjutnya komite mendorong pemerintah India untuk bertemu dengan pihak berwajib konstitusional dan mengatakan bahwa kekerasan adalah "penyerangan terhadap konstitusi India."

"Pemerintah harus mengambil langkah untuk menghentikan kekerasan, dan gangguan melawan minoritas Kristiani di Orissa dan bagian lain di negara ini," isi pernyataan tersebut.


Sumber : christianpost.com/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami