Transformasi Diri

Kata Alkitab / 10 October 2008

Kalangan Sendiri

Transformasi Diri

Fifi Official Writer
7469
Ulat dan kupu-kupu telah menjadi satu bukti bahwa Tuhan adalah Pakar dari transformasi. Tuhan sendirilah yang bisa mentransformasi kita menjadi ciptaan yang baru, yang dapat terbang bebas dari kepompong yang bagaikan penjara dari masa lalu kita. "Aku akan membuat kuat kaum Yehuda, dan Aku menyelamatkan keturunan Yusuf. Aku akan membawa mereka kembali, sebab Aku menyayangi mereka; dan keadaan mereka seakan-akan tidak pernah ditolak oleh Aku, sebab Akulah TUHAN, Allah mereka, dan Aku akan menjawab mereka." (Zakharia 10:6).

Apakah Transformasi Itu?
Transformasi. Metamorfosa. Perubahan.

Ulat tidak membayangkan dirinya di masa depan hanya akan tetap merayap di antara dedaunan. Dia terus makan, dan bertumbuh menjadi berkali lipat ukurannya yang semula. Lalu dia akan membuat kepompong dan menjalani tahapan pertumbuhan sampai dia bisa keluar dari kepompongnya. Proses ini mengubah seekor ulat menjadi kupu-kupu yang cantik dengan sepasang sayap berwarna-warni. Tuhan memanggil kita untuk berubah.

Perubahan adalah proses untuk memelihara jiwa kita dengan firmanNya, merenungkannya, belajar darinya, dan mengijinkan firmanNya mengubah kita dari dalam ke luar. Semua yang dibutuhkan oleh seekot ulat untuk menjadi kupu-kupu sudah ada di dalam dirinya. Semua yang kita butuhkan untuk berubah sudah ada di dalam diri kita, Roh Kudus.

Diubah untuk Berserah
Sebelum kita dapat diubah, kita harus membuat pilihan: terus bergumul dengan masa lalu kita sementara kita sibuk mencari jalan pintas kepada kebebasan, atau berserah kepada Yesus dan menjalani kehidupan yang dimotivasi oleh kasihNya sementara Dia mengubah kita. Pikirkan tentang ini: apakah Anda benar-benar ingin hidup terikat di darat seperti seekor ulat? Ataukah Anda ingin mengepakkan sayap kemuliaan seperti kupu-kupu dan menikmati petualangan bersama Tuhan?

Diubah untuk Tunduk
Berserah adalah keputusan yang terus-menerus, seumur hidup, dan dibuat dari waktu ke waktu. Setiap pagi saat saya terbangun, saya melalui proses penundukan diri. Saya berdoa, "Tuhan, saya sepakat denganMu bahwa saya bukan lagi budak dari dosa. Saya meminta bukan kehendak saya, tapi kehendakMu yang terjadi hari ini." Kita mengijinkan tubuh kita untuk digunakan oleh Kristus. Hati kita menjadi milikNya untuk diisi dengan kasihNya. Pikiran kita menjadi bebas untuk memikirkan pemikiranNya. Kehendak kita digantikan kehendakNya untuk berbuat kebaikan demi kerajaanNya. Rasul Paulus mengetahui hal ini, "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku..." (Gal 2:20).

Dari waktu ke waktu, saya berusaha mengendalikan hidup saya, dan hasilnya? Saya mengatakan hal-hal yang menyakitkan kepada orang lain, saya tidak menggunakan waktu saya dengan bijak, dan daftarnya masih panjang... karena saya, sama seperti Anda, adalah orang percaya yang sedang berada dalam proses. Kabar baiknya adalah, kita bisa berhenti, merenung, dan menyerahkan kendali hidup kita kepada Tuhan.

Diubah untuk Rendah Hati
Alkitab berbicara tentang rendah hati sebagai "penilaian yang layak untuk diri seseorang". Bukan kesombongan atau rendah diri, tapi rasa hormat. Saat saya berpikir tentang kerendahan hati, saya memikirkan Yesus. Dia tidak melakukan apapun yang dimotivasi oleh ambisi pribadi atau kesombongan, tapi selalu mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Yesus merendahkan dirinya untuk menerima kematian di kayu salib (Filipi 2:3-8).

Kita bisa hidup mengharapkan untuk dilayani. Atau sebagai anakNya, kita dapat mengandalkan kuasa Roh Kudus untuk membentuk hati yang mempunyai sifat rendah hati dalam diri kita. Saat Tuhan mengubah hati yang sombong menjadi rendah hati, hati seperti itu menghasilkan keharuman penyembahan kepadaNya.

Hidup Sebagai Ciptaan yang Diubahkan
Setelah seekor ulat mengalami metamorfosa dalam kepompong, dia akan memisahkan diri dari kepompongnya itu dan muncul sebagai makhluk yang sangat cantik. Semuanya telah mengalami transformasi, caranya bergerak, penampilan fisiknya, dan cara makannya. Ketika transformasi telah terjadi, satu-satunya kesamaan antara ulat dan kupu-kupu hanyalah DNA-nya. Sama halnya dengan kita. Sama seperti seekor ulat yang menyerahkan tubuhnya untuk mengalami perubahan, hari demi hari kita menyerahkan diri kita sebagai persembahan yang hidup kepada Yesus. Meskipun kita tetap mempertahankan DNA kita yang unik, tapi segala sesuatu yang lain diperbarui dan berkembang.

Diri kita yang dipenuhi Roh kudus adalah ciptaan yang baru. Kita ditransformasi oleh pembaruan dari pikiran kita, hidup untuk menghormati dan menaati Yesus. Diri kita yang lama pelan-pelan semakin lenyap seiring dengan diri yang baru bertumbuh. Kita tidak lagi dipenjara oleh dosa, maut, atau masa lalu kita, Kita bebas untuk hidup dalam damai, sukacita, dan kehendak Tuhan. Kita sudah bebas! Bukankah itu luar biasa?

Sumber : crosswalk
Halaman :
1

Ikuti Kami