11 September, Simbol Harapan Baru

Internasional / 12 September 2008

Kalangan Sendiri

11 September, Simbol Harapan Baru

Puji Astuti Official Writer
5308

Peristiwa 11 September 2001, mungkin banyak orang telah melupakannya. Namun tidak bagi rakyat Amerika, karena peristiwa tersebut telah mengubah kehidupan banyak orang, bahkan telah mengubah wajah Amerika. Bangsa yang besar ini, dikenal sebagai raksasa dunia yang kuat, namun sedang tertidur. Dan pada peristiwa 11 September itu, bangsa ini terhenyak dan seperti terbangun dari mimpi, mereka mengalami peristiwa mengerikan yang tak pernah terbayangkan dapat menimpa bangsa adidaya ini.

Kelompok teroris dunia yang dikenal sebagai Al-qaida melakukan penyerangan kepada Amerika dengan cara yang tak pernah terpikirkan. Mereka membajak 4 pesawat komersial, dan menambrakkannya pada empat target. Seluruh penumpang dari pesawat itu tewas, termasuk teroris yang membajak pesawat. Peristiwa itu meruntuhkan Wall Trade Center dan menewaskan sekitar 6000 orang. Selain itu juga, Pentagon pun tak lepas dari kerusakan akibat salah satu pesawat berhasil menabrakan diri pada symbol kekuatan militer Amerika ini.

Namun dibalik semua tragedi 11/9, kehidupan banyak orang diubahkan. Pada saat itu, banyak orang menyadari betapa berartinya kehidupan. Hari yang mengerikan itu, selain menimbulkan banyak duka, juga membangkitkan harapan.

Pada peringatan 7 tahun peristiwa bersejarah, yang bukan hanya mengubah wajah Amerika namun juga dunia kamis (11/9) lalu, para anggota keluarga korban dan pemerintah Amerika membangun sebuah tempat untuk mengingat mereka yang tewas. Tugu peringatan yang dibangun di Pentagon ini, menjadi pengingat mereka yang telah pergi namun juga sebagai sebuah symbol pengharapan untuk bangsa Amerika bangkit kembali dari keterpurukan.

Dekian juga harusnya kehidupan, pukulan mungkin bisa membuat seseorang jatuh, namun tidak akan membuat Anda tergeletak jika Anda bersedia untuk bangkit kembali. Pada peristiwa 11 September, banyak orang kembali kepada Tuhan. Karena Dia-lah sumber pengharapan, kasih dan iman, untuk dapat bangkit dan melanjutkan kehidupan.Inilah cerita mereka yang melewati masa-masa yang suram itu:

Joan Ford, 39 tahun.

Sebelum peristiwa 11/9 itu, saya hidup untuk diri sendiri. Saya menikah dengan suami saya dengan sebuah kesepakatan kami tidak akan pernah memiliki anak. Namun pada malam setelah peristiwa 11/9 itu, dalam tidur saya terbayang para korban yang tewas dan betapa sangat pendek kehidupan mereka.

Memang hidup itu sulit, tidak perduli seperti apapun kepercayaan kita hal itu tidak akan mudah. Tetapi hidup tidak akan berarti jika Anda tidak pernah membagi hidup Anda dengan orang lain.

Karena pemikiran tersebut, akhirnya saya dan suami membuat sebuah lompatan dan memutuskan untuk memiliki anak. Kini kami telah memiliki dua orang anak, yang membangkitkan pengharapan kami, karena kami menyadari betapa berharganya suatu kehidupan itu.

Sharon Bono, 42 tahun.

Putri saya lahir tepat pada hari itu. Dia lahir dengan kelainan jantung, dan harapan hidupnya hanya 5%. Tapi pada hari itu, begitu banyak orang yang pulang kembali kerumah Bapa di surga, dan saya percaya, pada hari itu ruangan untuk putriku belum disiapkan.

Pada hari itu saya tidak bisa menjelaskan apa yang saya rasakan dalam hati. Pada satu sisi, saya ikut berduka dengan keluarga para korban. Namun pada sisi lain, saya bersukacita karena saya percaya anak saya pasti selamat. Nama tengah anak saya adalah Grace, karena dia ada karena kasih karunia Tuhan. Hidup saya tidak pernah sama lagi mulai hari itu.

Kehidupan tidak akan pernah sama lagi, saat kita berjumpa dengan Tuhan. Dan Dia bisa Anda jumpai dalam berbagai rupa dan waktu. Mungkin saja itu badai, namun Tuhan juga ada disana. Sekalipun dalam ketenangan, Tuhan pun hadir disana. Temukan Tuhan dalam hidup Anda apapun situasinya, dan pastikan hidup Anda diubahkan.

Sumber : Berbagai sumber/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami