Mengendalikan Emosi Anda

Kata Alkitab / 8 August 2008

Kalangan Sendiri

Mengendalikan Emosi Anda

Admin Spiritual Official Writer
8166
Kita semua mempunyai emosi, dan itu wajar. Saya percaya salah satu dari tujuan utama setiap orang percaya adalah untuk menjadi seseorang yang mempunyai stabilitas emosi. Kita harus mencari Tuhan untuk belajar bagaimana mengendalikan emosi kita, dan tidak mengijinkan emosi yang mengendalikan kita.

Bayangkan ini: Anda pergi berbelanja untuk membeli satu barang yang Anda perlukan. Anda sudah membuat komitmen untuk bebas dari hutang. Anda sudah berjanji pada Tuhan untuk memberikan persepuluhan dan memberi persembahan seperti yang Dia arahkan. Anda sudah bertekad untuk benar-benar mengawasi pengeluaran Anda dan tidak membeli barang-barang yang tidak Anda butuhkan. Tapi sementara Anda berkeliling, Anda menemukan satu toko yang sedang menggelar acara diskon 50%. Apa yang Anda lakukan? Anda menjadi bersemangat, semakin Anda melihat-lihat, emosi Anda semakin tinggi, dan bagian dari rencana iblis adalah untuk membuat Anda bertindak mengikuti emosi Anda.

Tuhan ingin Anda menggunakan hikmat. Hikmat mengatakan tunggulah sejenak sampai emosi itu mereda, lalu periksa kembali apakah Anda benar-benar yakin itu adalah hal yang benar atau penting untuk dilakukan. Kolose 3:15 mengatakan agar kita dipimpin oleh damai sejahtera saat membuat keputusan apapun. Jangan biarkan emosi Anda yang membuat keputusan. Pernyataan yang bagus untuk diingat adalah: "Hikmat menyuruh untuk menunggu, emosi menyuruh untuk secepat mungkin bertindak."

Seseorang yang emosional didefinisikan sebagai orang yang dengan mudah terpengaruh atau dikendalikan oleh emosi, orang yang mempunyai kecenderungan untuk menempatkan nilai yang terlalu tinggi pada emosi, orang yang lebih dipimpin oleh emosi daripada oleh akal. Jujurlah dengan diri Anda sendiri dalam area ini. Jika Anda yakin bahwa Anda lebih dikendalikan oleh emosi Anda, mulailah berdoa dan carilah Tuhan untuk menjadi dewasa secara emosional.

Di masa lalu, saya mengalami banyak sekali emosi yang naik turun, atau mungkin lebih sering disebut mood yang berubah-ubah. Perilaku ini berdampak buruk pada saya dan juga orang-orang di sekitar saya. Saya merasa buruk tentang diri saya sendiri. Orang-orang yang tidak menguasai emosinya selalu merasa tidak bahagia dengan diri mereka sendiri. Tuhan menciptakan kita untuk beroperasi dengan kehendak bebas. Kita memilih apa yang akan kita lakukan dan apa yang tidak akan kita lakukan. Ada keinginan yang dari Tuhan dalam diri setiap orang percaya untuk melakukan hal yang benar. Ketika kta mengijinkan daging kita memimpin, kita tahu kita sudah lepas kendali. Tapi bagaimanapun juga, kita diciptakan untuk bekerjasama dengan Roh kudus dan menghasilkan buah penguasaan diri.

Penguasaan diri adalah sebuah kebebasan, bukan sebuah keterikatan. Anda bebas menggunakan hikmat, bebas untuk menaati Tuhan, dan bebas untuk mengikuti pimpinan Roh kudus. Anda bebas untuk tidak mengikuti perasaan Anda. Anda tidak harus melakukan apa yang Anda rasa ingin Anda lakukan. Anda bebas untuk melakukan apa yang Anda tahu bijaksana. Penguasaan diri akan menolong Anda untuk merasa lebih baik tentang diri Anda sendiri. Saat emosi saya mengalami begitu banyak naik turun, itu juga membuat fisik saya lelah. Butuh banyak energi untuk melalui begitu banyak perubahan emosional. Saya menyadari bahwa seiring saya belajar dan Tuhan menolong saya untuk mengendalikan emosi saya, saya juga mempunyai lebih banyak energi. Mungkin Anda harus berhenti dan bertanya pada Tuhan jika memang ini penyebab Anda merasa begitu kelelahan. Apakah Anda sudah membiarkan emosi mengendalikan Anda?

Ketidakstabilan emosi saya juga berpengaruh buruk pada keluarga saya. Setelah saya semakin baik dalam pengendalian emosi, suami saya, Dave, mengatakan suatu rahasia. Dia bercerita bahwa selama tahun-tahun emosi saya tidak stabil, sementara dia sedang berjalan pulang ke rumah dari kantornya dia akan bertanya-tanya, "Seperti apa ya moodnya malam ini?" Sangat menyedihkan membayangkan seseorang dalam situasi seperti itu. Suami saya selalu stabil hampir sepanjang waktu, dan sangat nyaman untuk hidup bersama dengan seseorang yang Anda tahu bisa diandalkan karena stabil dan selalu menguasai dirinya. Anak-anak juga membutuhkan atmosfir keluarga yang stabil untuk bertumbuh dewasa. Kestabilan emosi sangat penting untuk semua orang.

Yesus diibaratkan sebagai "Batu". Anda bisa mengandalkanNya karena Dia stabil, Yesus yang sama sepanjang waktu, selalu setia, memegang perkataanNya, memenuhi JanjiNya, dan dewasa. Dia bukan seseorang yang seperti ini di satu waktu dan seperti itu di waktu lainnya. Yeremia 17:8 dan Mazmur 1:3 menginstruksikan kita untuk menjadi seperti pohon yang kokoh tertanam. 1 Petrus 5:8,9 mengajar kita untuk sadar, seimbang, berjaga-jaga, menguasai diri dengan baik, untuk mencegah iblis menelan kita. Kita harus berakar kuat, kokoh, dan mempunyai tujuan yang jelas. Filipi 1:28 memberitahu agar kita tidak gentar dan tidak tergoyahkan saat iblis datang melawan kita. Mazmur 94:13 mengatakan Tuhan ingin memberi kita kekuatan untuk tetap tenang dalam kekacauan. Semua ayat ini mengacu untuk menjadi stabil.

Pertimbangkanlah beberapa pernyataan ini:
• Dia yang hidup dipimpin emosi adalah orang yang hidup tanpa memegang prinsip
• Kita tidak bisa berjalan dalam Roh kudus dan masih dikendalikan oleh emosi
• Emosi tidak akan bisa lenyap, tapi Anda bisa belajar untuk mengendalikannya
• Anda bisa mempunyai emosi, tapi Anda tidak bisa selalu mengandalkan mereka

Buatlah kedewasaan secara emosional menjadi salah satu tujuan utama dalam hidup Anda!


Sumber : joyce meyer
Halaman :
1

Ikuti Kami