Penting! Pengetahuan Seks Bagi Anak

Nasional / 21 July 2008

Kalangan Sendiri

Penting! Pengetahuan Seks Bagi Anak

Puji Astuti Official Writer
5915

Deras arus informasi zaman sekarang tidak dapat dibendung lagi. Mulai dari buku, internet, film, dan sebagainya yang berhubungan dengan seks, mudah diakses. Upaya melindungi anak dari informasi yang salah tentang seks tidak cukup hanya dengan larangan. Memberikan pendidikan dini tentang seks, sangat penting.

Direktur Mitra Inti Foundation Laily Hanifah, M Kes kepada SP seusai acara peluncuran buku "Kesproholic: A-Z Tanya Jawab Seputar Masalah Seksualitas" di Jakarta, belum lama ini mengatakan, informasi yang didapat misalnya dari video porno, atau obrolan dengan teman, belum tentu menyampaikan informasi secara benar dan lengkap.

Selain dari keluarga, lembaga formal seperti sekolah pun penting untuk menyampaikan informasi tersebut secara benar dan lengkap.

Senada dengan Laily, Presiden Perkumpulan Obstetrik dan Ginekologi Indonesia Dr Suryono Slamet Iman Santoso SpOG menjelaskan, seksualitas bukan hanya tentang alat kelamin, hubungan seks, dan sebagainya. Menurutnya, pembelajaran tentang seks harus dimulai sedini mungkin dan sebaiknya dimulai dari keluarga.

Misalnya, orangtua dapat mulai mengenalkan kepada anak, mengenai kamar kecil laki-laki dan perempuan berbeda. Dengan pengetahuan seks yang cukup, dapat menghindari terjadinya hal-hal yang seharusnya tidak terjadi.

Hal tersebut seperti kehamilan pada remaja, perkosaan, atau infeksi menular seksual (IMS), serta HIV dan AIDS yang terjadi pada mereka dengan perilaku berisiko terkena penyakit tersebut.

"Pemerintah seharusnya mengeluarkan kebijakan yang lebih memikirkan kesetaraan gender. Peraturan tersebut semestinya dapat memberdayakan perempuan untuk lebih memiliki hak dan pengaruh dalam mengambil keputusan yang menyangkut dirinya dan penting," ujarnya.

Suryono mencontohkan, saat ini terdapat peraturan di mana jika seorang perempuan yang sudah menikah ingin memasang alat kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) diharuskan meminta persetujuan suami. Padahal, perempuan tersebut juga berhak untuk menentukan atau merencanakan kapan ia ingin hamil. Hal itu dapat menghindari aborsi.

Melissa Karim dari Kalyana Shira Film yang mendukung pendidikan seks pun menuturkan, hidup adalah tentang pilihan. Pendidikan seks penting untuk diketahui lebih dini, karena bermanfaat menghindarkan diri dari hal-hal seperti penyakit menular seksual.

Buku Pendidikan Seks

Kalau kebenaran informasi seksualitas kian terhambat karena asas 'tabu' dalam budaya, bisa berbahaya. Sebab, hal itu mampu membangkitkan rasa penasaran manusia untuk mencari 'kebenaran' menurut versi masing-masing yang belum tentu dipertanggungjawabkan.

Buku berjudul "Kesproholic: A-Z Tanya Jawab Seputar Masalah Seksualitas" yang diluncurkan itu, disusun Tim Mitra Inti Foundation berupaya menjembatani mitos dan fakta ilmiah tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi. Buku ini bisa dijadikan acuan bagi mereka yang belum tahu banyak seputar perihal seks maupun permasalahannya. Buku ini memuat tentang seputar seksualitas, orientasi seks, organ seks dan masalahnya, kanker dan permasalahannya, kehamilan, serta IMS.

Tip seperti bagaimana merawat organ intim bagi

laki-laki dan perempuan menjadi salah satu isi yang bermanfaat bagi pembaca. Selain itu, cara untuk menghindari kanker serviks pada perempuan, gejala-gejala kanker payudara pun ada.

Bagi laki-laki, buku ini menyediakan informasi seperti apa itu kanker prostat dan penyebabnya, dilengkapi dengan pengobatan terhadap kanker yang berada di tingkat kedua penyebab kematian pada laki-laki itu.

Mitos-mitos seputar seks serta penjelasan secara ilmiah pun terdapat di dalam buku ini. Sebut saja mitos seperti jika ingin menstruasi lancar, disarankan untuk sering meminum softdrink.

Fakta dari mitos tersebut, meski banyak yang percaya selain dapat memperlancar keluarnya darah, minum soft drink juga dapat mengurangi sakit perut.

Sebenarnya, belum ada penelitian khusus mengenai hal ini. Sakit tidaknya perut saat menstruasi atau lancar tidaknya darah yang keluar, dipengaruhi hormon serta faktor psikis seseorang.

Sumber : Suara pembaruan/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami