Haruskah Saya Menunggu Atau Berkencan? (1)

Single / 8 April 2008

Kalangan Sendiri

Haruskah Saya Menunggu Atau Berkencan? (1)

Fifi Official Writer
5883
Di satu sisi, anda tidak ingin mendahului Tuhan... Anda sudah sering melakukan hal itu sebelumnya, pergi berkencan dengan orang-orang yang tidak begitu anda kenal, menghabiskan waktu berbicara dan merencanakan masa depan bersama sebelum anda benar-benar mengenalnya, dan selalu dengan hasil yang sama: kekecewaan, penyesalan, dan harapan yang hancur.

Haruskah anda menyimpan semuanya dalam hati, berharap Tuhan akan membawakan kepada anda seseorang secara misterius di supermarket, dan pandangan anda bertemu saat anda berada di lorong yang sama? Sepertinya cara itu berhasil di film-film Hollywood. Tapi kali ini, anda memutuskan untuk melakukannya sesuai dengan cara Tuhan karena anda telah membuat begitu banyak kesalahan, terlalu terburu-buru dan mendahului Tuhan.

Di sisi lain, bagaimana kalau anda terlalu lama menunggu dan melewatkan "kapal" yang dikirimkan Tuhan? Adalah keputusan yang patut dihargai untuk menunggu Tuhan sepenuhnya, selama berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sementara anda melakukan segalanya untuk terus mengembangkan diri anda. Tapi bel pintu tidak pernah berbunyi. Bagaimana kalau seharusnya anda berbuat lebih banyak? Bagaimana anda dapat tahu dengan pasti?

Tapi tunggu, sebelum anda kembali menginjak gas, periksalah beberapa alasan di bawah ini mengapa berkencan bukan tindakan yang tepat untuk anda saat ini:

• Tuhan telah memberi anda kesan atau pesan untuk tidak terlibat dalam hubungan khusus dengan seseorang untuk suatu alasan tertentu atau untuk suatu masa waktu tertentu (baik secara spesifik maupun tidak spesifik).
• Tuhan telah menginstruksikan kepada anda untuk mengijinkan kesempatan bagi mantan anda (yang belum berpasangan lagi dan belum menikah) untuk berbaikan dengan anda.
• Anda belum pulih secara emosional dari hubungan-hubungan anda di masa lalu (masih ada rasa marah, depresi, terlalu berharap dan menuntut, atau kepahitan).
• Anda masih belum utuh, merasa tidak aman atau berharap nantinya seseorang akan melengkapi (secara emosional, finansial, atau spiritual) dan membuat anda bahagia.
• Anda hanya ingin melepaskan diri dari hubungan khusus yang lain.
• Anda mempunyai sejarah selalu memilih para "pecundang" dan belum menemukan penyebabnya serta bagaimana cara untuk menghentikan siklus itu.

Selain alasan-alasan di atas, bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan: berkencan atau tidak?

Kisah Ishak dan Ribka (Kejadian 24)

Cerita utamanya adalah seperti ini: Ishak telah siap untuk menikah, tapi ayahnya, Abraham, tidak mau anaknya menikah dengan wanita lokal. Jadi dengan kemampuan komputernya, Abraham memasukkan profil Ishak di situs perjodohan Kristen untuk menemukan istri bagi dia. Oke, ceritanya memang tidak persis seperti itu, tapi Abraham mengirimkan salah satu karyawannya yang paling dipercaya untuk kembali ke daerah asalnya dalam usaha untuk menemukan calon istri Ishak. Berikut beberapa poin kuncinya:

1. Ishak dan Ribka tidak menggunakan mental "coba sebelum anda membeli". Jika anda percaya bahwa Tuhan mempunyai seseorang yang khusus untuk menghabiskan hidup bersama anda, apa gunanya membuang waktu, uang, tenaga, emosi, dan lainnya dengan orang yang salah? Mengapa membuat hidup anda semakin rumit dengan hal yang salah di waktu yang salah? Mencoba menjalin hubungan romantis sebanyak mungkin untuk memastikan ada salah satunya yang tepat tidak akan membuat anda menjadi lebih siap atau lebih yakin, tapi itu membuat anda semakin rugi (atau dirugikan).

2. Calon suami atau istri haruslah orang percaya. Abraham tidak akan pernah mau mengijinkan godaan pada anaknya untuk berpasangan dengan orang yang tidak beriman, tidak ada "jika", "dan", atau "tapi". Karena seperti yang sudah mengalaminya, pasangan yang tidak percaya akan membawa arah keluarga menjauh dari Tuhan. Selain masalah-masalah lain dari berpasangan dengan orang yang tidak percaya, masalah yang paling mendasar adalah ini: pasangan yang tidak sepenuhnya menyerahkan hidupnya kepada Tuhan tidak bisa benar-benar mencintai pasangannya dengan kasihNya. Orang yang Tuhan pilih untuk anda akan mencintai anda dengan kasihNya yang tidak pernah gagal.

Nantikan lanjutan poin-poin kunci ini di artikel "Single Lovable" selanjutnya.

Sumber : crosswalk
Halaman :
1

Ikuti Kami