Seorang Pendeta Mengaku Dirinya Mesias

Internasional / 5 August 2007

Kalangan Sendiri

Seorang Pendeta Mengaku Dirinya Mesias

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property 'nama' of non-object

Filename: read/index.php

Line Number: 63

nathanael Official Writer
15942

Seorang pendeta dari gereja Growing In Grace di South Florida yang mengaku bahwa dirinya adalah mesias, di yakini memiliki pengikut sebanyak seratus ribu jiwa. Jose Luis De Jesús Miranda, 60, seorang bekas penjahat dan pecandu narkoba mengajarkan bahwa tidak ada lagi dosa, iblis telah dihancurkan dan neraka tidak berlaku lagi buat anak-anak Tuhan. "Kita tidak percaya akan dosa, iblis dan neraka," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi CNN.

Berbeda dengan Yesus yang kita percayai yang tidak merasa takut untuk pergi dari daerah satu ke daerah yang lain, De Jesus mempekerjakan sebuah unit pengawal pribadi yang menyertainya ke mana saja. la mengenakkan rompi anti peluru baik ketika berkhotbah di Kolombia, maupun ketika mengendarai mobil BMW-nya dalam perjalanan dari rumah gerejanya di Miami Florida.

Para pengikutnya percaya bahwa mereka diciptakan untuk menikmati Sorga, tidak peduli bagaimana cara mereka di dunia ini.

Berbeda dengan pendapat para hamba-hamba Tuhan yang sedikit pun tidak melihat Yesus hidup dalam kehidupan Jose Luis De Jesus. Sebaliknya, mereka melihatnya sebagai seorang pemimpin sekte sesat yang memanipulasi banyak orang untuk kepentingan pribadi. Rodriguez, seorang pandeta, dari Gereja Sidang Jemaat Allah, mengkritik beberapa pihak dari kalangan karismatik yang mempermudah orang-orang seperti De Jesus. "Pentakosta kadang­-kadang menjadi sebuah kegerakan yang dikontrol oleh keinginan manusia dan bukan Alkitab," jelasnya. "Kemudian, ada beberapa orang yang pada akhirnya me­ngambil keuntungan dari hal ini," tambah Rodriguez.

Rodriguez memperhatikan bahwa banyak dari pengikut sekte ini yang ber­asal dari kalangan Pentakosta. "Ini adalah peringatan yang serius. Kita harus kem­bali mengajar FirmanTuhan dengan keras, termasuk juga bagi gereja Karismatik dan Pentakosta," jelasnya.

Mereka yang terjebak dalarn pe­ngajaran-pengajaran sesat biasanya akan sangat terluka secara emosi. Apalagi ketika mereka kehilangan semua yang mereka miliki. "Gereja harus bertindak cepat dan menghentikannya dengan cepat," jelas Matthew Oglive yang merupakan direktur dari bagian Preministry Study di Univer­sitas Dallas.

 

Para pengikut De Jesus percaya bahwa setiap gereja yang tida percaya bahwa De Jesus adalah anak Allah harus dimusnahkan. Hal yang terbaru adalah ketika para pengikut De Jesus melakukan pawai di pusat kota Miami dan menyerukan bahwa De Jesus adalahYesus Kristus dalam wujud manusia.

Berasal dari Puerto Riko, De Jesus mulai terlibat narkoba sejak usia 14 tahun  dan sempat masuk keluar penjara akibat keterlibatannya dalam berbagai bentuk kejahatan. Sebelum mempromosikan dirinya sendiri sebagai juruselamat dua tahun yang lalu, dia pernah mengatakan bahwa ia adalah seorang ciptaan yang supra na­tural bernama El Otro (sesuatu yang lain). Sebelumnya, ia juga pernah mengaku sebagai jelmaan dari Rasul Paulus.

Bulan Februari, berdasarkan laporan dari Newsweek Magazine, ia juga pernah menyebut dirinya sebagai antikris dan memiliki tato bergambar angka 666 di tangannya. Ia juga berkata bahwa karena dirinya adalah penjelmaan Yesus, maka ia menolak untuk tetap menyembah Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

 

"Tidak perlu dijelaskan lagi bahwa orang ini adalah seorang penyesat. Kita tidak perlu penjelasan lebih lagi untuk hal ini," jelas Rodriguez. "Orang ini adalah David Koresh dalam komunitas Latin," lanjutnya.  

 

De Jesus menceraikan isteri pertamanya karena menolak mempercayai apa yang ia ajarkan, demikian surat kabar The Miami Times. Sementara anak laki-­lakinya Jose Luis Jr, juga telah menolak pengajaran De Jesus

 

Di lain pihak, Terry Jones Salter, salah seorang pendiri dari World Ministries di Forth Myers berduka atas orang ini, yang menurutnya telah dibodohi. Ia berkata bahwa dia berdoa untuk De Jesus dan semua orang yang telah disesatkannya. Salter juga mengkhawatirkan bahwa hal ini akan berdampak luas untuk kekris­tenan secara keseluruhan. Tapi ia juga melihat hal ini sebagai sebuah kesempatan untuk gereja menyatakan apa yang men­jadi kebenaran

"Kita tidak boleh mengabaikan hal ini, tapi dalam waktu yang sama kita harus memperlengkapi jemaat Tuhan dengan kebenaran yang sejati. Kita harus meng­gunakan kejadian ini sebagai pelajaran dan mempergiat kelas-kelas pendalaman Alkitab yang berbicara tentang semua hal yang berhubungan dengan penyesatan. Kebenaran adalah pilihan satu-satunya dalam memerangi kepalsuan," demikian Salter  menegaskan Sumber : Jennifer LeClaire & Paul Steven - Charisma
Halaman :
1

Ikuti Kami