Pencegahan Bayi Lahir Cacat

Parenting / 14 December 2005

Kalangan Sendiri

Pencegahan Bayi Lahir Cacat

Fifi Official Writer
14720
Setiap calon orang tua pasti mengharapkan buah hatinya lahir selamat, sehat dan sempurna. Namun ada kalanya, bayi yang dilahirkan memiliki cacat fisik. Mengapa demikian?

Penyebab
Ada banyak faktor yang mempengaruhi bayi lahir cacat, seperti; calon ibu sering mengonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter semasa hamil terserang virus seperti cacar, kekurangan gizi, stres dan depresi berat. Kelahiran bayi prematur juga memiliki peluang bayi akan mengalami cacat mental ataupun fisik.

Mungkinkah dicegah?
Setidaknya ada banyak hal yang dapat dilakukan ibu selama kehamilan untuk mencegah kelahiran bayi yang tak sempurna, antara lain:

1. Hindari konsumsi obat penenang tanpa resep dokter. Sekilas obat penenang dapat menghindari beban stres kehamilan. Namun pemakaian obat penenang tanpa dosis tepat yang dianjurkan dokter dapat menyebabkan cacat pada janin. Terutama jika obat penenang dikonsumsi pada usia kehamilan 5 - 7 minggu.

2. Paparan sinar rontgen yang berlebihan. Biasanya akibat yang akan dialami anak adalah gangguan terhadap gerakan-gerakan motorik. Semakin banyak penyinaran rontgen maka risiko menimbulkan kecacatan pada janin semakin besar.

3. Hindari ketegangan emosional. Di usia kehamilan yang semakin tua, pada umumnya ibu akan mengalami peningkatan ketegangan emosional.
Lakukanlah langkah-langkah relaksasi untuk meredakan ketegangan tersebut.

4. Trauma psikis pada bulan pertama kehamilan. Jika ibu mengalami hal ini, maka biasanya anak akan terlahir dengan gangguan mental. Gangguan ini biasanya disebut sindroma down. Sedangkan jika gangguan emosi terjadi pada bulan kedua kehamilan, maka anak yang lahir berisiko mengidap "sindroma nafsu terhambat." Anak-anak ini memiliki ciri apatis, pasif, dan tampak tidak bergairah. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Thomas O'Connor di Institute of Psychiatry - London mengatakan bahwa dari 7.000 ibu yang pernah mengalami stres saat kehamilan memiliki anak yang tidak normal. Sebanyak 15 persen anak yang terlahir menjadi hiperaktif.

5. Hindari kepercayaan terhadap tahayul. Di masyarakat tradisional masih sangat subur kepercayaan tahayul yang berhubungan dengan kehamilan. Misalnya, jika ibu hamil membenci orang buta, maka anak yang bakal terlahir cenderung ikut buta. Penelitian psikologi yang dilakukan di Nijmogen - Belanda menemukan bahwa sebenarnya tahayul bagi ibu hamil muncul disebabkan dinamika hormonal. Jika ibu hamil sangat mempercayai tahayul, maka hal tersebut akan mempengaruhi instabilitas hormonal yang akan merembet ke arah perubahan psikis. Setelah psikis goncang, maka dampak akan dialami oleh janin yang dikandung.

6. Hindari penolakan kehamilan. Penolakan kehamilan berpeluang menimbulkan kecacatan sikap dan perilaku anak kelak dalam hidupnya. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Geisser di Jerman Timur dan Sears di Amerika Serikat tentang sikap ibu hamil bahwa lebih dari 90 persen ibu yang mencintai janin, akan melahirkan anak yang berprilaku positif setelah lahir dan besar.
Halaman :
1

Ikuti Kami