Dari Tiada Menjadi Ada

Family / 12 December 2005

Kalangan Sendiri

Dari Tiada Menjadi Ada

Admin Spiritual Official Writer
7809

Sumber Kesaksian: Enny Toba & Roy Pangemanan

Seorang anak dalam rumah tangga merupakan dambaan pasangan suami istri, demikian juga dengan pasangan Dr. Roy Pangemanan dan Dr. Enny Toba. Beberapa tahun sudah mereka membina rumah tangga, namun belum juga ada tanda-tanda akan adanya buah hati. Namun demikian mereka setiap hari selalu berdoa memohon hadirnya seorang anak. Hingga waktunya tiba dimana Enny merasakan sesuatu.

Sekitar bulan September saya merasakan kondisi tubuh saya kurang baik. Saya periksa sendiri dengan alat deteksi, ternyata saya positif hamil. Itulah kehamilan pertama kali selama kami berkeluarga. Itu adalah hal yang luar biasa karena selama ini kami selalu berdoa kepada Tuhan.

Pasangan Roy dan Enny merasakan kebahagiaan karena anak yang dinanti-nantikan bertahun-tahun akan segera hadir dalam rumah tangga mereka. Enny dan Roy memutuskan untuk memeriksakan diri ke seorang rekan sejawat, sesama dokter.

Setelah itu kami putuskan untuk diperiksa di teman sejawat, seorang dokter spesialis. Saat itu dokter ini ragu-ragu dengan hasil USG, dia mengatakan bahwa yang dia pakai adalah USG dua dimensi, model yang lama. Dia menyarankan saya untuk pergi ke RS swasta yang lebih baik peralatannya. Dia tidak mau memberitahu hasilnya pada saya, kemungkinan karena dokter ini masih ragu-ragu. Dan seminggu kemudian saya pergi ke RS swasta yang disarankan. Tapi disana dokter yang memeriksa mengatakan bahwa hasil USG menunjukkan adanya kantung anak tapi tidak ada janin didalamnya.

Enny menjadi bingung dengan pernyataan dokter tersebut.
Mendengar itu saya lalu menayakan apa yang harus saya lakukan?. Dokter itu lalu menyarankan agar saya kembali lagi dua minggu kemudian. Dokter itu mengatakan agar saya bersiap-siap untuk dikuret. Saya tanyakan obat apa yang harus saya minum. Dokter itu mengatakan bahwa saya tidak perlu minum obat apa-apa, dia katakan : "Untuk apa minum obat?, tidak ada obat yang membuat anak yang tidak ada menjadi ada!".

Dari dua kali pemeriksaan dokter yang mereka datangi, tidak satupun yang memberikan harapan atau kabar yang baik bagi pasangan Roy dan Enny.

Hati saya sakit sekali. Apakah tidak ada jalan lain. Yang saya inginkan adalah dokter itu menghargai kehamilan ini dan juga hidup anak saya. Tapi dokter itu dengan seenaknya mengatakan agar saya datang lagi dua minggu kemudian untuk melakukan kuretasi. Terus terang saya merasa kecewa dengan pernyataan dokter itu.

Meski kecewa kepada pernyataan dokter, pasangan Roy dan Enny tetap percaya bahwa Tuhan telah memberikan anak sebagai jawaban atas permohonan mereka selama beberapa tahun ini. Pasangan Roy dan Enny juga menemui hamba Tuhan untuk mencari jalan keluar atas masalah mereka.

Kami berdoa dan kami putuskan bahwa janin ini Tuhan yang berikan sebagai jawaban doa. Biarlah Tuhan yang memeliharanya dan jangan sampai ada campur tangan manusia yang merusak. Kami juga datangi hamba Tuhan, disana kami didoakan. Kami juga dikuatkan dengan Firman Tuhan dimana dikatakan bahwa Tuhan yang membuka rahim seorang wanita. Tangan Tuhan yang menenun janin itu sejak asal mulanya. Tuhan campur tangan dalam setiap kehamilan yang terjadi. Kalaupun dengan perijinan Tuhan ada apa-apa dengan kehamilan ini, biarlah kehendak Tuhan yang jadi. Jangan sampai saya sebagai manusia langsung mengikuti apa kata dokter, kemudian saya dikuret.

Firman Tuhan turut menguatkan iman mereka sehingga mereka semakin yakin untuk tidak mengikuti saran dokter melainkan percaya kepada Tuhan. Memang janji Tuhan ini sepertinya sulit untuk diterima akal budi manusia. Roy Pangemanan juga mengalami masa dimana keraguan itu selalu membayangi.

Selama menunggu itu saya selalu dipenuhi keraguan. Tapi setiap kali keraguan timbul, kami selalu berdoa dan kami banyak membaca buku-buku rohani untuk menguatkan iman kami sekaligus ada referensi dari Firman Tuhan.

Dalam masa penantian ini Enny teringat akan seorang dokter kenalannya.
Sesudah dua minggu saya tidak mau kembali ke dokter yang sama. Tiba-tiba saya seperti diingatkan untuk bertelepon ke seorang dokter yang saya kenal di Jakarta. Saat saya menelponnya, saya disarankan untuk minum obat dan vitamin. Kemudian saya disarankan untuk USG satu bulan kemudian, dokter ini percaya bahwa hasilnya pasti sudah bagus. Setelah satu bulan kemudian saya menjalani USG kembali di rumah sakit yang sama sebelumnya namun dengan dokter yang berbeda. Di USG ternyata nampak janin yang terlihat tangan dan kakinya yang bergerak lincah sekali. Disitu dikatakan bahwa janin itu baik-baik saja dan telah berusia 12 hingga 13 minggu.

Saya sungguh terkejut. Ini merupakan hal yang luar biasa dimana Tuhan membuka jalan sehingga dari yang tidak ada menjadi ada dan dengan keadaan yang sehat. Itu menimbulkan perasaan lega yang luar biasa, saya langsung mengucap syukur.

Roy sempat bingung, janin lincah seolah-olah muncul begitu saja.
Saya mulanya percaya tidak percaya, tapi disitu kan ada monitor USG yang bisa saya lihat langsung. Rasanya sulit diomongkan dengan kata-kata. Kalau boleh dikatakan yang ada hanya sukacita. Tuhan Yesus adalah Allah pemberi hidup. Dia adalah Allah yang setia sehingga kami akan menjalani hidup ini dengan penuh iman dalam Tuhan Yesus.

Mujizat itu terjadi dari iman Roy dan Enny. Mereka tidak langsung mengikuti saran dokter untuk mengkuret janin tersebut. Mereka lebih mempercayai bahwa Tuhan telah mengaruniakan mereka seorang anak. Pada tanggal 25 April 2002 pasangan Roy dan Enny merasakan sukacita luar biasa atas kelahiran buah perkawinan mereka.

Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu. (Pengkotbah 11:5)

Halaman :
1

Ikuti Kami