Mengundang Malapetaka

Kata Alkitab / 10 October 2019

Kalangan Sendiri

Mengundang Malapetaka

Harry Lee, M.D., Psy. D. Contributor
3826

Dalam tulisan kali ini, penulis mengajak para pembaca yang setia untuk kembali berpikir ulang terhadap kesalahan-kesalahan yang pernah kita semua tanpa pengecualian lakukan. Kesalahan apakah itu? Kesalahannya adalah melakukan sesuatu yang kita ketahui salah. Contoh, kita tahu ada batasan kecepatan berkendara baik dalam kota maupun di jalan bebas hambatan. Kita juga tahu merokok itu tidak baik bagi kesehatan kita dan bagi kesehatan perokok pasif yang berada disekitar kita. Kita juga tahu menonton film cabul itu tidak baik dari sisi moral dan dapat menghancurkan keharmonisan rumah tangga dan masa depan anak-anak. Ada sebuah perbedaan telak antara tahu sesuatu salah dan tidak melakukannya dengan tahu sesuatu salah namun tetap melakukannya. Bukankah ini sebuah kebodohan?

Mari kita ambil sebuah contoh tentang merokok. Kita sekalian tahu bahwa rokok berdasarkan penelitian ilmiah dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit kanker dan kita juga tahu ada sahabat atau kerabat kita yang menderita penyakit kanker karena ulahnya sendiri, yaitu merokok. Lantas apa alasan yang biasanya dikemukakan bagi mereka yang merokok? Saya hanya merokok kadang-kadang, kebiasaan saya merokok sudah banyak berkurang, atau masih banyak orang lain yang merokok namun sehat-sehat saja, dan lain-lain sebagainya. Jika para pembaca yang baik memperhatikan alasan-alasan tersebut dan menelitinya dengan seksama, maka para pembaca sekalian akan sepaham dengan penulis, bahwa mereka yang mengajukan alasan-alasan tersebut sebetulnya menyadari bahwa merokok itu tidak baik bagi mereka, namun tetap mereka kerjakan. Demikian juga dengan judi, menonton pornografi, berzinah, dan lain-lain sebagainya.

Penulis akan mengutip Amsal 27:12 dari tiga terjemahan untuk dapat kita teliti maksudnya.

Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka. (Amsal 27:12 TB)

Orang bijaksana menghindar apabila melihat bahaya; orang bodoh berjalan terus lalu tertimpa malapetaka. (Amsal 27:12 BIS)

Orang yang berakal budi mempertimbangkan bahaya yang mungkin akan dihadapinya dan ia berusaha menghindarinya. Orang yang bodoh tidak peduli dan harus menanggung akibatnya. (Amsal 27:12 FAYH)

Dalam ayat ini pembaca sekalian dapat melihat ada dua kelompok manusia, yaitu orang yang bijak atau berakal budi (berhikmat) dan orang bodoh (tidak berpengalaman dan tidak berkehendak untuk belajar). Kedua kelompok ini sama-sama mengetahui akan adanya bahaya, artinya kedua kelompok ini sama-sama memiliki pengetahuan yang dapat membahayakan diri mereka. Bodoh dalam hal ini bukan berarti terbelakang secara mental atau tidak mempunyai kemampuan berpikir atau menganalisa tapi lebih cenderung kepada sikap masa bodoh.

Dimana letak perbedaan diantara kedua kelompok ini? Kelompok orang bijak saat melihat bahaya atau malapetaka akan mengambil tindakan untuk melindungi dirinya (menghindari bahaya yang dapat mencelakakan dirinya atau bersembunyi terlebih dahulu sampai berlalunya bahaya yang dapat mencelakakan dirinya) artinya orang bijak melindungi dirinya sesuai dengan apa yang telah diketahuinya. Orang bodoh sebaliknya tidak mengindahkan bahaya yang mengintipnya (tahu dan sadar akan adanya bahaya), mereka tetap berjalan terus tanpa peduli (bersikap masa bodoh), mereka memilih untuk menerjang bahaya yang ada didepan mata mereka, lalu tertimpa malapetaka tersebut (mereka menanggung akibat kebodohan pilihan mereka sendiri).

Setiap orang dapat memilih apapun yang diingininya, namun ia terikat pada konsekuensi akibat pilihannya tersebut. Yusuf memilih untuk melakukan yang benar saat digoda oleh isteri Potifar sekalipun mendapat ganjaran penjara akibat kejujurannya tersebut. Namun demikian kejujuran Yusuf berbuah manis pada saatnya, Yusuf menjadi orang kedua terpenting di Mesir pada zamannya, sekalipun kemanisan tersebut baru dapat dicicipinya setelah melewati tantangan demi tantangan yang sangat berat. Yusuf pada saat dijual ke Mesir masih berusia sekitar tujuh belas tahun. Dalam ukuran manusia masih kurang pengalaman dan masih bodoh bukan? Tapi lihat apa yang dikatakan serta dilakukan Yusuf pada saat isteri Potifar menggodanya (untuk mengetahui apa yang dikatakan Yusuf pada isteri Potifar, penulis mengajak pembaca sekalian untuk kembali meneliti Alkitab).

Jika ada dari antara pembaca yang mengalami kebingungan dan sangat tergoda untuk mengambil jalan singkat dengan menuruti kehendak si penggoda, penulis menyarankan berhenti sejenak, pertimbangkan dengan baik-baik segala kemungkinan kerugian yang akan diderita jika pembaca memilih jalan singkat untuk memuaskan tuntutan penggoda (bukan hanya dalam hal moral seperti percabulan, perzinahan tapi juga dalam hal penipuan, berbohong dengan mengambil jalan singkat, dan lain-lain sebagainya). Hendaknya pembaca menggunakan hikmat yang telah Tuhan berikan, berpikir ulang (berpikir panjang, berpikir baik-baik) akan segala kerugian yang dapat timbul jika pembaca memilih jalan singkat dimana kenikmatan dosa hanya sementara. Semoga bermanfaat dan boleh menjadi berkat!

Penulis

Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD

Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California

Restoration117.org

Sumber : Dr. Harry Lee
Halaman :
1

Ikuti Kami