Sosiolog : Kultur Geng Motor Harus Diberantas

Nasional / 16 April 2012

Kalangan Sendiri

Sosiolog : Kultur Geng Motor Harus Diberantas

daniel.tanamal Official Writer
4076

Kasus serangan geng motor di Jakarta yang memakan korban jiwa, terus menjadi pertanyaan bagi masyarakat dan beberapa kalangan, apakah aparat keamanan terlibat? Lalu bagaimana menangani fenomena geng motor yang kian menjamur di kota-kota besar di Indonesia?

Sosiolog Imam Prasodjo menjelaskan bahwa geng motor harus ditangani secara spesifik, antara lain kejelasan identifikasi profil, tujuan, dan motif mereka.”Secara sepintas, profil mereka adalah anak-anak muda yang baru berproses, memiliki banyak energi, visi masih longgar, dan menghendaki identitas. Menjadi persoalan karena mereka masuk ke dalam identitas grup yang salah,” ujarnya.

Imam menambahkan bahwa lebih buruk lagi jika di dalam geng motor itu ada hierarki yang mensyaratkan anggota baru untuk melakukan kekerasan sebagai inisiasi. Budaya buruk seperti inilah yang harus dihapus. ”Kalau ingin memberantas, kulturnya harus dihapus,” kata Imam.

Untuk itu Imam mengatakan, agar fenomena ini ditangani secara nonrepresif dan represif. Sebagai awal, polisi mengidentifikasi kelompok yang paling destruktif, lalu ketua kelompoknya diajak dialog. ”Pada saat yang sama harus ada tindakan represif tetapi terkendali. Kalau sedang bergerombol, tangkap saja. Ambil sepeda motornya. Alat berkumpul itu harus dihilangkan. Disita, misalnya, selama satu tahun. Jangan hanya tiga hari lalu dilepaskan. Kalau tak ada alat hukumnya, ya dibuat. Harus ada efek jera,” ungkapnya.

Ketimbang menjadi pengikut geng motor atau sejenisnya, lebih baik berkumpul bersama komunitas motor atau lainnya sesuai hobi dan kesenangan kita, yang sifatnya sosial dan membangun. Karena banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan bersama-sama bagi kepentingan umum dan menjadi berkat untuk orang lain.

Sumber : kompas.com - niel
Halaman :
1

Ikuti Kami