Lai Moi, Sukses Berkat Usaha Cendol
Sumber: kompas

Career / 8 August 2013

Kalangan Sendiri

Lai Moi, Sukses Berkat Usaha Cendol

Budhi Marpaung Official Writer
7327

Bisnis kuliner beberapa tahun terakhir menjadi primadona di kalangan masyarakat di Indonesia. Tidak hanya orang awam, para selebritis pun tidak sungkan untuk berwirausaha di sektor ini.

Dari banyak orang yang berhasil menjalankan usaha di bidang makanan dan minuman, ada satu orang perempuan yang kini namanya sedang melejit di kelompok pebisnis yakni Lai Moi.

Usaha Cendol de Kraton yang dirintisnya lima tahun lalu sekarang sudah beredar di sejumlah wilayah di Indonesia. Tak tanggung-tanggung sudah ada 60 gerai yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Semarang.

Dari 60 gerai tersebut, 20 di antaranya milik Lai Moi, sedangkan 40 lainnya milik mitra yang membeli lisensi waralaba. Tenaga kerja yang direkrutnya mencapai 40 orang. Jumlah karyawan ini pun belum termasuk orang-orang yang menjaga di gerai-gerai waralabanya.

Sebelum merintis usaha Cendol de Kraton, Lai Moi merupakan karyawan di industri garmen di Bogor. Puluhan tahun bekerja disana, ia dan suami yang juga karyawan disana pada 1996 memutuskan mambangun usaha garmen bersama rekanan asal Taiwan.

Namun, baru berjalan empat tahun, ia dan suami memutuskan hengkang dari perusahaan itu karena perselisihan usaha. Lepas dari bisnis garmen, mereka berusaha menjual Kristal. Akan tetapi, tidak berapa lama ditekuni, usaha ini pun gagal. Sampai satu ketika, sang suami mengajaknya menyantap es cendol.

Saat sedang menikmat minuman ini, ia mendapat ide untuk memulai usaha cendol. Pasalnya, secara kebetulan ia mendapat resep membuat cendol dari seorang kenalan.

Didukung oleh suami, Lai Moi pun segera mengeksekusi ide bisnisnya. Berbekal resep yang ia miliki ia mulai membuat sendiri cendol yang akan dijualnya. Hanya karena memang belum pernah, kegagalan demi kegagalan pun harus ia terima saat mengolah cendol.

Untuk memastikan minumannya menyehatkan, ia pergi ke Institut Pertanian Bogor. Disana ia akhirnya mengetahui  santan tak mengandung kolesterol jahat jika santan itu tak melalui pemanasan.

Berbekal pengetahuan itu, dia sama sekali tidak memasak santan untuk cendolnya. Guna menjaga kebersihan santan, kelapa dicuci bersih menggunakan air matang, baru diperas. Begitu cendol yang ia inginkan terwujud, ia mengetes menjualnya di gerai penjualan Kristal milik suaminya.

Hari pertama, kedua, dan bahkan berminggu-minggu, cendol yang bisa dijual hanya sekitar 20 gelas. Akibatnya, selama itu sisa yang ada dikonsumsi oleh keluarga ataupun dibagikan kepada tetangga.

Melihat pemasukan yang kurang, pegawai awal yang bekerja bersamanya memilih untuk berhenti.

Meski mengalami kondisi itu, Lai Moi tidak menyerah. Secercah sinar harapan terlihat saat Cendol de Keraton yang ditawarkannya mendapatkan sejumlah pelanggan. Mendapatkan momentum, ia lalu menawarkan cendolnya di pusat perbelanjaan di Bogor. Masuk tahun ketiga, usahanya tumbuh pesat dan bahkan ia berani mengajak pihak lain dalam model kerjasama waralaba.

Terkait apa yang diraihnya, Lai Moi menyatakan kegigihan, inovasi, dan pengendalian mutu adalah kunci kesuksesan memajukan Cendol de Keraton.

Sebagai informasi, dalam waktu dekat Lai Moi akan mengembangkan Cendol de Keraton hingga ke luar negeri. Namun begitu, ia tidak mau memberitahu negara mana yang bakal menjadi destinasi ekspansinya.

Yang pasti, impiannya kini adalah mengangkat “derajat” minuman tradisional Indonesia ini sehingga dapat bersaing dengan minuman-minuman khas negara lain yang sudah terlebih dahulu mendunia. Sungguh cita-cita yang patut kita doakan demi terangkatnya citra bangsa di kancah internasional.

 

Baca juga :

Be Creative! Modal Bisnis Pengusaha Sukses

Joanna Alexandra Berburu Tips Jadi Pengusaha

Toko Grosir Surga

Forum JC : Suka Jalan-Jalan Outdoor atau Indoor

Sumber : kompas.com / bm
Halaman :
1

Ikuti Kami