Peringatan Hari Kusta, Bukti Tingginya Penderita Kusta di Dunia

Serba-Serbi Sehat / 8 January 2014

Kalangan Sendiri

Peringatan Hari Kusta, Bukti Tingginya Penderita Kusta di Dunia

Lori Official Writer
7538

Seluruh dunia akan mengelar peringatan Hari Kusta (Leprosy Day) yang telah ditetapkan pada 27 Januari 2014. Peringatan ini menjadi bukti bahwa penyakit yang satu ini masih tetap menjadi salah satu persoalan kesehatan di dunia hingga kini.

Sejarah Hari Kusta

Awalnya Hari Kusta Sedunia ini dicetuskan oleh seorang pendiri Yayasan Kusta Raoul Fallereau yang dikenal sebagai seorang wartawan asal Perancis. Selama 30 tahun, dirinya memperjuangkan nasib penderita kusta yang kerap dikucilkan oleh masyarakat.

Sejak tahun 1955, kampanye kepedulian terhadap kaum kusta atau lepra ini akhirnya tembus dan disiarkan di 150 radio dari 60 negara. Ditambah dengan kampanye besar-besaran yang digelar oleh kaum laki-laki, perempuan dan anak-anak Afrika di Leprosary. Alhasil, Hari Kusta Sedunia atau World Leprosy Day pun resmi ditetapkan. Peringatan ini selalu digelar setiap minggu keempat di bulan Januari.

Persoalan penyakit kusta di Indonesia

Kusta atau Leprae merupakan penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae. Penyakit kulit ini menyerang saraf tepi dan organ tubuh manusia, dimana secara lambat laun akan menyebabkan kelumpuhan total.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementeri Kesehatan dan World Health Organization (WHO), Indonesia menempati peringkat tertinggi ketiga penderita kusta di dunia dengan jumlah penderita 17.012  setelah India yang mencapai 127.295 kasus dan Brasil sebanyak 33.955 kasus sejak tahun 2009.

Kondisi ini dipandang wajar lantaran kondisi kesadaran pola hidup sehat dan bersih yang masih minim oleh masyarakat. Begitu pun dengan persoalan kemiskinan yang tidak mendukung percapainya pola hidup yang layak turut menjadi pendorong peningkatan penderita kusta di Indonesia.

Dengan itu, sejak tahun 2013 Kemenkes fokus terhadap penggalakan informasi tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada masyarakat.  Upaya ini dimulai dari pemberian edukasi lewat media seperti selebaran, brosur, poster, layanan pesan singkat (SMS) dan media sosial.

Umumnya, penderita kusta kerap dikucilkan di lingkungan masyarakat lantaran dinilai sebagai penyakit yang berbahaya dan menular. Namun, dengan peringatan besar hari kusta ini mengingatkan kembali bahwa kaum penderita kusta tetap membutuhkan perhatian. Mari belajar dari Bunda Teresa yang mau melayani kaum kusta di India dengan penuh kasih.

 

Baca Juga Artikel Lainnya:

Kebutuhan Nutrisi Bagi Penderita Kusta/Lepra

10 Cara Praktis Mencegah dan Mengatasi Hipertensi

Konsumsi Daging Berlebih, Sebabkan Ragam Penyakit Ini

Ini Dia Rahasia Tetap Langsing Selama Liburan

Abraham Samad Geram Anas Mangkir Diperiksa KPK

Konselor CBN Siap Sedia 24 Jam Setiap Hari.

Sumber : Berbagai Sumber/Jawaban.com/LS
Halaman :
1

Ikuti Kami