Kisah Ikan Yang Malang dan Kera Yang Sok Tahu
Sumber: www.wired.com

Kata Alkitab / 11 April 2016

Kalangan Sendiri

Kisah Ikan Yang Malang dan Kera Yang Sok Tahu

Mega Permata Official Writer
9163

Pada dahulu kala, hiduplah dua binatang yang bersahabat, seekor kera dan seekor ikan. Sang kera hidup di atas sebatang pohon yang tumbuh di pinggir sungai juga tempat hidup si ikan. Mereka sering meluangkan waktu bersama untuk mengobrol dan bertukar pikir berdua. Kadang kala mereka juga sering bertengkar. Sungguh persahabatan yang indah.

Hingga pada suatu saat, Kera sedang bertengger diatas dahan tertinggi. Di sana ia melihat sesuatu di kejauhan. Ada banjir bandang di hulu sungai. Dan siap-siap menerjang kearah tempat kera dan ikan tinggal. Segeralah sang kera melompat ke bawah, memanggil sang ikan seraya berkata, “Hoy ikan, dimana kamu?” “Aku di sini kera,” jawab ikan. Lanjut kera, “Cepat kemari, Banjir bandang akan segera melanda dari hulu sungai di sana. Cepatlah kau ikut aku. Biarkan kuselamatkan kau. Akan kuamankan dirimu bersamaku di puncak dahan tertinggi di pohon ini,”

“Tapi kera..” jawab ikan. “Sudahlah. Tak ada waktu untuk berdebat. Yang penting kau aman,” ucap kera. Dengan tegas kera sambil segera menyambar sang ikan dari dalam air. Setelah itu segera ia beranjak, melompak ke dahan tertinggi sambil memeluk erat sang ikan sahabat.

Tak lama kemudian, banjir bandang pun datang mendera semua yang ada dihadapannya termasuk sungai tempat sang ikan tinggal. Satu jam banjir mendera, sampai akhirnya banjir pun surut. Selama itu pula kera memluk erat ikan sahabatnya demi kesalamatan sang ikan. Setelah surut, sang kera melompat kembali ke bawah, hendak mengembalikan sang ikan ke sungai tempat tinggalnya. Dibukanya tangan sang kera dan terlihat sang ikan masih tertidur dengan mata tertutup.

“Hai ikan bangun!” serunya. Tapi ikan masih terdiam. Kera pun terus membangunkannya, namun ikan tak satupun menyahutinya. “Ikan, ikan!” kera berseru lebih keras. Maka, tersadarlah ia, bahwa sang ikan telah tiada. Sang ikan mati dipelukannya. Tidak ada ikan yang terbiasa dan bertahan di luar air. Sekalipun banjir melanda, air tetaplah kehidupannya dan tempat ternyaman bagi para ikan. Bukan dipelukan hangat sang kera.

Itulah yang hendak disampaikan sang ikan. Namun, kera tak mendengarkan dan tak peduli. Dengan arah pandangnya sendiri, kera menyelamatkan ikan. Namun naas bukannya selamat, sang ikan malah mati kekeringan. 

Seringkali dalam kehidupan ini, kita gegabah menentukan sesuatu yang terbaik bagi orang lain. Kehidupan orang lain tidaklah sama dengan kehidupan kita. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik bagi orang lain. Mencoba menolong orang lain jika dilakukan dengan cara yang salah justru bisa menghancurkan kehidupan orang yang kita tolong.

Sumber : saatperenungan/ Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami