PGI dan KWI Sepakat Tingkatkan Kerjasama Ekumenis

Internasional / 6 February 2013

Kalangan Sendiri

PGI dan KWI Sepakat Tingkatkan Kerjasama Ekumenis

Budhi Marpaung Official Writer
5473

Dua lembaga keagamaan Indonesia, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang mewakili Protestan dan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) yang mewakili Katolik baru-baru ini sepakat untuk meningkatkan kerjasama ekumenis.

Kerjasama ekumenis ini disemangati gerakan ekumenis dalam menjawab persoalan-persoalan kemanusiaan, HAM, konstitusi dan hukum, kekerasan, dan hal-hal yang terkait dengan kehidupan gerejawi dan teologis.

Dalam rangka kerjasama ekumenis antara PGI dan KWI tersebut, Sabtu (2/2) di gedung KWI diadakan percakapan ekumenis setelah 50 tahun Konsiili Vatikan II. Acara tersebut digagas bersama-sama antara Komisi Teologi PGI dan Komisi Teologi KWI dengan mengundang saudara-saudari seiman dari teolog Injili dan teolog Karismatik.

Dalam sambutan acaranya, Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. A. A. Yewangoe mengaku gembira dengan diadakannya percakapan ekumenis antara Komisi Teologi PGI dan Komisi Teologi KWI ini. Dia berharap percakapan dan diskusi teolgis seperti ini terus dikembangkan dan diperdalam, sehingga percakapan seputar Konsili Vatikan II di mana Konsili Varikan II itu semula tidak diharapkan, akan mampu menerjemahkan providensia Allah.

Melanjutkan Yewangoe, Romo Eddy Purwanto, Sekretaris Eksekutif KWI, menyatakan pihaknya berkeinginan supaya pertemuan ini tidak hanya berhenti pada oikumene dalam dialog, tetapi terus berlanjut ke oikoumene dalam aksi.

Sementara itu, Pdt. Dr. Martin L. Sinaga selaku moderator dari pihak Prostestan merangkumkan apa yang telah diperbincangkan beberapa jam tersebut :

"Di Indonesia kerjasama ekumenis pasca Konsili Vatikan II bermuara pada program yang disebut SODEPAXI (tahun 1970-an), dan selain telah membangun saling pengertian antargereja, juga telah menyumbang kepada masyarakat prinsip “pembangunan manusia seutuhnya”. Proses ini tentu tidak bisa dipisahkan dari keterbukaan ekumenis dan perspektif teologis."

Menimpali rangkuman dari Martin, Romo Benny Susetyo (moderator) mengajak semua yang hadir untuk meletakkan Gereja-gereja di Indonesia dalam konteks Indonesia, sehingga menemukan ciri khas teologi dari Indonesia. Lebih daripada itu, Gereja bisa terlibat di dunia – bersama-bersama sebagai satu tubuh Kristus melakukan advokasi masalah-masalah kemanusiaan, bicara tentang hak-hak konstitusional, soal pembangunan, dan konstitusi Indonesia.

Baca juga : 

Kisah Nyata Suami yang Senang Menyakiti Hati Istrinya

Forum JC : Ide Untuk Pertemuan JCers Berikutnya

Kulit Gatal Karena Air Banjir ? Atasi Dengan Sabun Antiseptik !

Aku MilikMu, Bukan Lagu Rohani Melankolis !

Menjadi Teman yang Baik  

Lindsay Lohan Anggota Freemasonry?

Life Goes On  

Mitos-Mitos Keliru Tentang Kanker

Sumber : pgi.or.id /budhianto marpaung
Halaman :
1

Ikuti Kami