Panglima Kegelapan Itu Kini Bawa Ribuan Preman Pada Yesus
Sumber: jawaban.com

Family / 16 February 2014

Kalangan Sendiri

Panglima Kegelapan Itu Kini Bawa Ribuan Preman Pada Yesus

Lois Official Writer
15676

Panglima Kegelapan, Niko Kilikili yang ditakuti lawan maupun kawan, kini sudah berubah. Dia punya hati yang lembut. Sejak keluar dari kehidupan premanisme, Niko bahkan sudah membawa ribuan preman pada Yesus. Itulah yang terjadi saat seorang preman bertobat.

Mantan preman itu sekarang memegang beberapa komsel yang terdiri dari tujuh sampai delapan ribu orang, tiga ribu di antaranya merupakan mantan preman. Namun, hal itu tidak terjadi begitu saja. “Awal saya bertobat (dan memberitakan injil), saya ditolak,” ujar Niko.

Suatu hari, Tuhan minta Niko untuk menginjili mantan musuhnya. “Saya doa puasa selama enam bulan,” lanjutnya. “Saya datang dengan tujuh orang tapi saya ga kasih tahu kalau ini musuh saya. Kalau saya kasih tahu, mereka ga mau datang juga,” ujarnya sembari tertawa.

“Datang ke sana jam 1 siang, tapi ga ada yang ngajak ngobrol. Saya lihat sekeliling, pada pegang parang semua,” ceritanya kemudian.

“Nah, saya doa terus. Saya bilang, ‘Tuhan tolong. Engkau yang menyuruh aku ke sini, Engkau juga yang menyelamatkan aku.’”

Jam 7 malam di hari dan tempat yang sama, ada salah seorang dari orang-orang yang dia datangi, menyapanya. Dari situ, komunikasi pun mulai berlangsung dan Niko pun mengabarkan Yesus pada mereka.

Selain itu, Niko juga mengajak Anes, teman lamanya yang membawa dia masuk ke dalam premanisme untuk mengenal Yesus. “Kami lagi mau ribut sama orang, perebutan tanah juga. Saya lagi pake kain sarung, terus pake golok. Terus dia (Niko) datang dan bilang, ‘Eh Anes, simpan parang ikut saya.’, Saya kaget juga, saya pikir ini mau ngapain. Saya kaget, ternyata ke gereja,” cerita Anes sambil tertawa lepas mengenang kisah itu.

Untuk menampung para preman tersebut, Niko bersama teman-temannya membangun sebuah rumah pemuridan di Depok bernama Rumah SOM (Sekolah Orientasi Melayani) yang dipimpin oleh Ernesto da Costa. SOM pertama dibuka pada 1999, tahun yang sama pertobatan Niko.

Di sekolah ini, para murid diajarkan tentang Alkitab lebih dalam dan peningkatan kualitas karakter. Tidak hanya mantan preman, rata-rata murid di sana terdiri juga dari mantan napi, pemakai narkoba, dan anak-anak jalanan.

Untuk ikut SOM, setiap orang akan pendidikan selama 6 bulan dimana makan mereka akan ditanggung. Satu kelas yang diisi maksimal 20 orang itu semuanya gratis dan tidak dipungut biaya apa-apa.

Lantas, darimana biaya untuk memberi makan tiga ribu orang dan biaya operasional tersebut? “Saya tanya sama Tuhan, ‘Tuhan, siapa yang harus kasih makan tiga ribu orang ini?’ Tuhan bilang, ‘Kamu yang harus kasih makan.’ Tuhan (lalu) kasih tambang nikel ini.” Jelas Niko.

Ternyata tambang itu merupakan bukti nubuatan bapak rohaninya, yang berdoa dan menyatakan bahwa Niko akan menjadi bendaharanya Tuhan dan menjadi pengusaha Indonesia. Dari situlah, dia membiayai seluruh biaya.

“Dulu saya sangat sulit sekali mencari yang namanya damai sejahtera. Keluar dari rumah, harus bawa senjata, bawa pisau dan sebagainya. Saya ingin cari damai sejahtera dan sukacita, tapi tidak saya temukan. Saya coba ecstasy dan shabu-shabu, dan heroin tapi tidak saya temukan. Ternyata saya hanya temukan damai sejahtera itu dalam Tuhan Yesus. Sama seperti dalam [kitab]yohan14:27[/kitab]. Jadi, saya mau beritahu pada pemirsa, apapun masalahmu, apapun latar belakangmu, kalau kamu punya problem datang pada Tuhan Yesus maka engkau akan mendapat solusi.” tutupnya.

 

Sumber Kesaksian : Niko Kilikili

Sumber : V140205153706
Halaman :
1

Ikuti Kami