Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai fenomena pornografi online di internet telah meningkat drastis. Seperti dilansir dari laman Pusat Konseling Chinn Street, semakin banyak pasangan yang mengeluhkan problem dalam rumah tangga mereka terkait pornografi online.
Mengapa para psikoterapis turut mengurusi masalah pornografi online? Apakah ada hubungan antara pornografi dan kesehatan kejiwaan? Jawabannya, ya! Berikut ini adalah sebagian dampak negatif dari pornografi online:
#1 Pornografi online cepat sekali diperoleh
Berbeda dengan konten pornografi yang terdapat di majalah, pornografi online jauh lebih berbahaya, karena untuk melihat gambar/video dan memasukkannya ke otak dibutuhkan waktu yang sangat singkat. Saat seseorang duduk, dia bisa mengakses konten tanpa batas.
#2 Pornografi online merusak hormon yang mengatur hasrat seksual
Pria yang terbiasa mengonsumsi pornografi online akan selalu mengaksesnya setiap kali dia pulang kerja, misalnya, sebagai penghargaan (reward) atas kerja kerasnya sepanjang hari. Dia akan mengatur waktu dan situasi sedemikian rupa sehingga dia memiliki kebebasan untuk mengaksesnya. Lama-kelamaan, “ritual” tersebut akan menjadi semacam perangsang baginya, sehingga dia akan kehilangan hasrat untuk berhubungan dengan pasangannya. Parahnya, dia bisa menjadi puas menikmati seks hanya dengan dirinya sendiri, di depan layar komputer atau ponsel.
#3 Konten pornografi yang jumlahnya tak terbatas dan mudah diakses akan berpengaruh pada susunan kimiawi otak
Melalui internet, gambar atau video dapat dilihat berulang-ulang. Selain itu, ada begitu banyaknya jumlah konten yang dapat ditemukan. Kecepatan yang begitu singkat untuk memperoleh semuanya itu akan mengubah susunan kimiawi otak. Dengan begitu cepatnya akses yang diperolehnya waktu demi waktu, seseorang akan “mati rasa” saat berhadapan dengan rangsangan yang perlahan-lahan dari pasangannya.
Jika ada anggapan bahwa mengakses pornografi tidak memiliki pengaruh apa-apa bagi hubungan Anda dengan pasangan, pikirkan lagi baik-baik. Pornografi dapat menimbulkan rasa bersalah dan malu yang mengusik nurani, dan meskipun orang lain mungkin tidak memperhatikannya, Anda tidak dapat terhindar darinya.
BACA JUGA:
Dokter Ungkap Pornografi Berpotensi Rusak Otak
Bahaya Menonton Video Porno bagi Kesehatan Otak
64 Persen Remaja Pelajari Seksualitas dari Pornografi
Kisah Nyata Perjuangan Ratu Lepas dari 10 Tahun Ikatan Masturbasi
Bertemu Tuhan saat Ingin Menonton Video Porno di Youtube