Api Firman yang Menyala-nyala
Kalangan Sendiri

Api Firman yang Menyala-nyala

Lori Official Writer
      152

Ayat Renungan: Yeremia 20: 9“Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.”

 

Yeremia dikenal sebagai “nabi yang menangis”, bukan karena kelemahan, tetapi karena panggilan Tuhan yang tak pernah ia duga. Sejak muda ia merasa tidak layak. Ia berkata kepada Tuhan bahwa ia terlalu muda dan tidak pandai berbicara. Namun Tuhan menjawab dengan janji yang kuat: “Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau” (Yeremia 1: 8). Bahkan Tuhan sendiri menyentuh mulut Yeremia dan berkata: “Sesungguhnya Aku menaruh firman-Ku dalam mulutmu” (Yeremia 1: 9).

Pelayanan Yeremia bukanlah pelayanan yang mudah. Ia sering dipenjara (Yeremia 37: 15), dihina (Yeremia 20: 7), bahkan terancam untuk dibunuh (Yeremia 26: 8). Namun semua tekanan itu tidak mampu membungkamnya. Yeremia justru tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menyatakan Firman Tuhan kepada orang-orang yang hidup dalam kebebalan saat itu. “…maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.” (Yeremia 20: 9). Ini menunjukkan bahwa Firman telah menjadi bagian dari hidupnya yang harus dia bagikan. 

Bagian yang paling luar biasa dari iman seorang Yeremia adalah meskipun Allah sendiri pernah berkata bahwa Yeremia tidak perlu lagi mendoakan bangsanya (Yeremia 14:11), hati Yeremia tetap penuh belas kasih. Ia tetap meratap dan berdoa bagi mereka (Yeremia 14:19-21). Kasihnya kepada umat Allah dan kesetiaannya kepada Firman membuatnya terus berdiri teguh, meski harus membayar harga yang mahal.

Bukanlah ini menjadi teladan iman yang tak tergoyahkan bagi setiap kita orang –orang percaya? Di dalam kehidupan kita, ada sejumlah orang yang bebal dan tidak mau diajar oleh kebenaran Firman Tuhan. Tetapi Yeremia menunjukkan belas kasihan yang nyata. Sekalipun harus ditolak, dihina, atau kebenaran yang kita pegang dianggap tidak relevan, tetapi Yeremia tidak menyerah. 

Bagaimana dengan kita, apakah Firman Tuhan sudah menjadi api dalam hati kita, yang memberi keberanian untuk tetap berkata benar, sekalipun dunia menentangnya? Yesus dengan tegas menyampaikan: “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (Matius 10: 22). 

 

Action Praktis:

Mari ambil beberapa waktu untuk merenungkan sudah sejauh mana kesetiaan kita kepada Tuhan? Sudahkah kita teguh berdiri menyatakan kebenaran-Nya atau memilih menyerah dan kembali kepada kehidupan kita yang lama.

 

Hidup Anda berharga, dan Tuhan tidak pernah melepaskan tangan-Nya dari Anda. Hari ini adalah kesempatan baru untuk membuka hati dan membiarkan kasih-Nya memulihkan setiap luka. Jika Anda rindu didoakan, butuh teman berbagi dan membutuhkan bimbingan rohani, hubungi kami dengan klik banner di bawah.

Ikuti Kami