Menolak Kemoterapi, Saya Yakin Tuhan Menolong Saya
Sumber: Canva.com

Family / 20 October 2025

Kalangan Sendiri

Menolak Kemoterapi, Saya Yakin Tuhan Menolong Saya

Aprita L Ekanaru Official Writer
167

Ibu Lely Listiawati, seorang ibu rumah tangga berusia 45 tahun yang aktif melayani di GPK Yesus Batu Karang Bandung, menjalani kehidupan yang tenang bersama suami dan kedua anaknya. Namun, ketenangan itu mendapat ujian pada Agustus 2023, ketika ia menemukan sebuah benjolan di payudara kirinya. Awalnya, ia membawa pergumulan ini dalam doa, memohon penyembuhan secara mujizat. Ketika benjolan itu mulai menimbulkan rasa sakit, langkah iman membawanya untuk memeriksakan diri.

Perjalanan medisnya berlangsung cepat. Dari Puskesmas, ia dirujuk ke rumah sakit, menjalani USG, dan akhirnya menjalani biopsi pada 1 September 2023. Di meja operasi, dengan keyakinan penuh, ia meminta kepada dokter untuk membuang seluruh benjolan tersebut. Puji Tuhan, prosedur berjalan lancar dan pemulihannya baik.

Ujian sesungguhnya datang pada tanggal 12 September 2023, bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Hasil patologi anatomi mengungkap diagnosa yang mengejutkan, Invasive breast carcinoma type grade 3. Kado di ulang tahunnya yang ke-44 adalah vonis kanker. Rasanya bagai langit runtuh, meski di depan dokter ia tetap mencoba tegar. Dokter segera merujuknya untuk penanganan lebih lanjut, yang melibatkan serangkaian pemeriksaan panjang dan rencana pengobatan utama: empat kali kemo-terapi diikuti dengan operasi pengangkatan payudara (mastectomy).

Di tengah kebingungan, ketakutan, dan opini yang beragam dari orang sekitar, Ibu Lely mencari kekuatan dalam doa. Dua ayat Firman Tuhan menjadi penopangnya, 1 Korintus 10:13 yang meyakinkannya bahwa Tuhan tidak akan memberikan pencobaan melampaui kekuatannya, dan Mazmur 118:17 yang menguatkan hatinya, "Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN." Keyakinannya bahwa Tuhan adalah Jehova Rapha, Tabib segala tabib, menjadi fondasi imannya. Ia pun membuat keputusan yang sangat berat: menolak kemoterapi yang disarankan medis.

Keputusan itu membawanya pada sebuah pilihan alternatif. Berkat pertemuan dengan seorang sepupu yang pernah sembuh dari sakit tiroid, Ibu Lely memutuskan untuk menjalani pengobatan herbal. Awalnya, ia mengalami penurunan nafsu makan, tetapi setelah formula herbal diubah menjadi kapsul, kondisinya justru membaik. Dari September 2023 hingga Oktober 2024, ia secara konsisten mengonsumsi herbal tersebut.

Perjalanan ini tidak hanya ujian kesehatan, tetapi juga ujian finansial. Biaya pengobatan herbal yang lumayan besar sempat menjadi beban. Namun, ia bersaksi bahwa Tuhan selalu menyediakan pertolongan-Nya di saat yang tepat. Setiap kali tiba waktunya membayar untuk pengobatannya, selalu saja datang berkat yang tak terduga untuk menutupi kebutuhannya.

Hingga hari ini, Ibu Lely Listiawati tidak pernah menjalani kemoterapi. Yang lebih membanggakan, ia tidak pernah sekalipun sakit tergeletak karena kankernya. Ia tetap dapat melayani sebagai guru Sekolah Minggu, tidak pernah absen beribadah dan komsel, dan masih diberi kekuatan untuk mengerjakan semua aktivitas rumah tangganya. Melalui kesaksiannya, Ibu Lely ingin memuliakan nama Tuhan yang telah memberinya kekuatan, penyertaan, dan kehidupan yang ia jalani sekarang. Baginya, Tuhan telah membukti-kan bahwa bagi-Nya tidak ada yang mustahil.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami