Pernahkah Anda membayangkan menjadi pertolongan pertama bagi tetangga yang sakit mendadak? Atau menjadi tangan yang siap menolong ketika seorang anak terlihat kurang gizi di lingkungan sekitar? Inilah yang sedang dipersiapkan oleh orang-orang biasa dengan hati yang luar biasa. Baru-baru ini, perwakilan dari berbagai gereja di Gunungsitoli mengambil peran mulia tersebut. Mereka bukan dokter atau perawat, tetapi mereka rela dilatih untuk menjadi kader kesehatan yang siap melayani dan menjadi jawaban bagi kebutuhan dasar kesehatan di komunitas mereka sendiri.
Pelatihan Kader Kesehatan Tim Kemanusiaan CBN ini berlangsung selama dua hari, pada tanggal 10-11 Oktober 2024, di Aula Bunda Beach, Desa Fodo, Kota Gunungsitoli. Acara yang penuh makna ini dihadiri oleh 27 peserta yang antusias. Uniknya, setiap gereja yang terdaftar sebagai Mitra CBN mengirimkan dua orang perwakilan dari komunitasnya, dan mereka tidak harus memiliki latar belakang pendidikan kesehatan.
Inilah yang membuat program ini spesial. Kualifikasi utama yang dicari oleh CBN Indonesia untuk menjadi kader kesehatan bukanlah gelar akademis, melainkan kedekatan dan keakraban mereka dengan lingkungan tempat tinggalnya. Orang yang berdomisili asli dari masing-masing komunitas dipilih karena mereka yang paling memahami dinamika, budaya, dan kebutuhan sesama warga di sekitar mereka. Mereka adalah ujung tombak yang paling efektif karena sudah dipercaya oleh lingkungannya.
Lalu, apa saja yang dipelajari dalam pelatihan ini? Tujuan utamanya adalah untuk memperlengkapi para kader dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang praktis dan langsung dapat diterapkan. Materi yang diberikan mencakup etika seorang kader kesehatan, yang membekali mereka cara melayani dengan penuh kasih dan integritas. Mereka juga diajarkan cara mendeteksi stunting dan menganalisa kesehatan anak, sebuah langkah preventif yang crucial untuk masa depan generasi penerus.
Selain itu, para peserta dibekali dengan pengetahuan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk disosialisasikan di komunitas. Yang tidak kalah penting, mereka juga dilatih dengan keterampilan melakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru), sebuah tindakan penyelamatan nyawa yang sangat berharga dalam situasi darurat.
Untuk memastikan kualitas dan akurasi materi pelatihan, Tim Kemanusiaan CBN melalui Obor Berkat Indonesia tidak bekerja sendirian. Kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli. Kolaborasi strategis ini memastikan bahwa materi yang diberikan sesuai dengan standar dan program kesehatan pemerintah setempat, sehingga pelayanan yang diberikan dapat terintegrasi dengan baik.
Melalui pelatihan ini, kita dapat melihat bagaimana iman diwujudnyatakan dalam tindakan nyata. Setiap kader yang telah dilatih kini kembali ke komunitasnya bukan hanya sebagai warga biasa, tetapi sebagai agen perubahan yang membawa pesan kasih dan kesehatan. Mereka adalah bukti bahwa setiap kita, dengan bekal yang tepat dan hati yang mau dilayakkan, dapat menjadi terang dan garam di tempat kita berpijak.
BACA JUGA:
Mission Trip Woori Church New York ke Sekolah OBI di Tanah Merah
Tim Kemanusiaan CBN Membangun Sistem Pemanenan Air Hujan di Desa Hilifaosi, Nias
Sumber : Jawaban.com