“Pa, Mah, kapan aku boleh punya HP sendiri?” Pertanyaan sederhana ini sering muncul dari mulut anak-anak masa kini.
Namun, jawabannya ternyata tidak sesederhana “nanti kalau sudah besar” atau “kalau sudah SMA.” Sebagai orangtua, kita perlu memahami bahwa keputusan memberi anak HP bukan hanya soal usia, tetapi juga soal perkembangan otak dan emosi mereka.
Memahami Otak Anak di Usia 9–12 Tahun
Di usia 9–12 tahun, otak anak sedang berada pada masa emas perkembangannya. Dua bagian utama di dalamnya bekerja dengan ritme yang berbeda:
Artinya, anak usia 9–12 tahun lebih mudah terbawa perasaan, belum bisa berpikir panjang, dan rentan terhadap pengaruh luar.
Ibaratnya, mereka seperti HP tanpa casing dan anti-gores. Layar diibaratkan seperti emosi mereka yang sensitif, sementara pelindungnya diibaratkan sebagai logika dan kontrol diri yang belum kuat. Tanpa perlindungan, “layar” itu bisa mudah retak karena tekanan sosial atau paparan dunia digital.
Risiko Anak Terlalu Dini Punya HP Sendiri
Memberikan HP terlalu dini bisa membawa berbagai risiko bagi anak. Tanpa pendampingan, mereka mudah terjebak dalam penggunaan layar yang berlebihan hingga mengganggu waktu belajar dan istirahat.
Anak juga bisa ikut-ikutan tren media sosial tanpa memahami dampak jangka panjangnya. Belum lagi paparan konten negatif yang otaknya belum mampu olah secara emosional, membuat mereka rentan merasa cemas, minder, atau mudah tersinggung karena komentar dan perbandingan di dunia maya.
Karena itu, orangtua perlu menyadari bahwa dunia digital bukan tempat yang aman untuk dijelajahi sendirian. Anak-anak tetap membutuhkan bimbingan dan batasan agar bisa belajar menggunakan teknologi dengan bijak.
Langkah Bijak Bagi Orangtua
Daripada langsung menolak atau menuruti permintaan anak, mari ambil langkah bijak berikut:
Jadi, Kapan Anak Boleh Punya HP Sendiri?
Menurut psikolog sosial sekaligus penulis asal Amerika, Jonathan Haidt, ada beberapa panduan baru yang bisa membantu orangtua dalam menentukan kapan anak siap memiliki HP sendiri.
Ia menyarankan agar anak tidak memiliki ponsel pribadi sebelum memasuki masa SMA, sekitar usia 14 tahun. Media sosial pun sebaiknya belum diizinkan sampai mereka berusia 16 tahun, ketika kemampuan berpikir dan pengendalian diri sudah lebih matang.
Selain itu, sekolah sebaiknya mendorong lingkungan belajar yang bebas dari penggunaan HP, agar anak lebih fokus dan aktif berinteraksi secara langsung.
Orangtua juga dianjurkan memberi ruang bagi anak untuk bermain di dunia nyata seperti berlari, berimajinasi, dan bersosialisasi tanpa layar. Melalui kebiasaan ini, anak belajar bertanggung jawab dan mengelola kebebasannya secara sehat sebelum akhirnya benar-benar dipercaya memasuki dunia digital.
Sebagai orangtua Kristen, kita percaya bahwa setiap keputusan pengasuhan adalah bagian dari panggilan Tuhan untuk membimbing generasi ini. Amsal 22:6 berkata, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Memberi HP pada waktu yang tepat merupakan bagian dari kasih, perlindungan, dan ketaatan kita dalam mendidik anak sesuai hikmat Tuhan.
Sumber : Berbagai sumber | Jawaban.com